POLITIK EKONOMI SOSIAL BUDAYA MILITER BUDAYA KESEHATAN SEJARAH OLAHRAGA BISNIS TEKNOLOGI PARIWISATA HUKUM AGAMA EDUKASI SASTRA NASIONAL INTERNASIONAL
Rabu, 13 Mei 2015
sukristoawan.com:Serikat buruh partai klas buruh dan perjuangan politik
Serikat Buruh, Partai Klas
Buruh dan Perjuangan Politik
Nov 16th, 2013 · 0 Comment
Kapitalisme: Klas-klas dan Pertentangan
Klas
Upah murah, ketidakpastian kerja (lewat
sistem kontrak dan outsourcing serta PHK),
dan ketiadaan jaminan sosial kerja
merupakan masalah yang tiap harinya
bersentuhan dengan buruh Indonesia.
Masalah ini berhubungan erat dengan
masalah-masalah lain yang ada pada rakyat
mayoritas. Seluruh rakyat berhadapan dengan
kebutuhan hidup yang tinggi, ketiadaan
lapangan pekerjaan, mahalnya biaya
kesehatan dan pendidikan, dll, yang semakin
menyebabkan buruh maupun rakyat
mayoritas sulit untuk hidup sejahtera, apalagi
untuk mengembangkan aspek-aspek
kemanusiaannya (belajar,
berkesenian,bersosial) sebagai manusia.
Pada saat yang sama, ada sebagiankecil
masyarakat yang hidup mewah,
berkecukupan, bahkan tidak perlu
mengeluarkan keringat setetes pun, uang
terus mengalir ke brankas mereka. Mereka
adalah para pemilik perusahaan/pemilik
modal, dimana perusahaannya sendiri
seringkali bahkan bukan dijalankan oleh
dirinya, melainkan oleh para direktur dan
manajer yang diupah tinggi. Mereka juga
menguasai bank-bank, pertambangan,
industri (pabrik dan jasa), menguasai industri
media (TV dan Koran), dan menguasai
seluruh barang-barang konsumsi dan
kebutuhan hidup sosial manusia lainnya.
Penggolongan masyarakat tersebut (golongan
mayoritas: rakyat bekerja keras-hidup sulit &
golongan minoritas: para pemilik modal, tidak
bekerja-hidup mewah, dan menguasai serta
mengatur kehidupan masyarakat) merupakan
hasil dari pembagian masyarakat dalam
sistem ekonomi kapitalisme. Kapitalisme,
sebuah sistem ekonomi dimana kapital
(modal, kekayaan) dan pemiliknya menjadi
“Tuhan-Tuhan” baru yang diciptakan dan
menjadi penguasa dunia saat ini. Seluruh
kebutuhan sosial manusia/masyarakat
(makan, pakaian, rumah, sekolah, kesehatan,
transportasi, kesenian, bahkan agama, dsb)
diubah menjadi barang dagangan dan
dikuasai oleh para pemilik modal. Yang tidak
mampu membeli tidak bisa mendapatkannya.
Bahkan seluruh nilai-nilai luhur budaya
(solidaritas, saling berbagi, tolong menolong
dan sebagainya) dihancurkan dan digantikan
dengan nilai-nilai baru yang semuanya diukur
dengan uang, harta dan kekayaan (menjadi
barang dagangan yang harus dibeli). Jadi
pembagian klas yang terjadi di masyarakat
bukanlah karena nasib yang ‘memang begitu
adanya’, bukan juga karena dunia sudah
dibagi menjadi dua klas sebagaimana adanya
siang-malam, baik-buruk, kaya-miskin, dst,
melainkan terbentuk dari sistem ekonomi
yang dijalankan.
Sistem ekonomi-politik kapitalisme
dilahirkan, dibentuk, dan lalu dipertahankan
oleh pihak-pihak yang diuntungkan oleh
sistem itu, yaitu para pemilik kapital/modal.
Sebagai contoh para pengusaha/pemilik
modal yang bersikeras mempertahankan
sistem kerja kontrak dan outsourcing atau
menolak upah layak. Ini bukan karena
mereka tidak tahu kalau buruh tidak
sejahtera, tapi karena hanya dengan cara
seperti inilah mereka dapat menumpuk
keuntungannya dan pada akhirnya dapat
mempertahankan sistem kekuasaan modal ini
berjalan.
Di sisi lain klas buruh berkepentingan untuk
mendapatkan kesejahteraan. Kepentingan ini
jelas bertentangan dengan kepentingan para
pemilik modal. Perbedaan kepentingan
(antara buruh dan pengusaha) ini merupakan
gambaran paling sederhana dan paling jelas
bagaimana dalam suatu masyarakat terdapat
golongan-golongan yang saling bertentangan
kepentingannya, baik secara ekonomi,
maupun secara politik. Penggolongan
masyarakat dalam ekonomi-politik inilah
yang disebut sebagai“klas-klas”. Dimana
dalam sistem ekonomi kapitalisme, alat-alat
produksi (pabrik, tanah, teknologi dll), yang
dibutuhkan untuk menghasilkan barang-
barang kebutuhan sosial masyarakat justru
dikuasai oleh pribadi-pribadi, atau segelintir
orang dan bukan menjadi milik sosial
(Negara rakyat).
Lebih hebatnya lagi, para pemilik modal ini
kemudian juga aktif dalam politik, mendirikan
partai politik nya ataupun menjadi penyokong
utama partai-partai politik ini. Akhir dari
semua aktivitas politik ini berikutnya mereka
pun dapat menguasai parlemen(DPR/DPRD),
dan menguasai pemerintahan. Dengan
menguasai pemerintahan dan parlemen, maka
seluruh kebijakan yang dihasilkan oleh
pemerintah dan parlemen (DPR/DPRD) dapat
dipastikan merupakan cermin dari
kepentingan dari para pemilik modal ini.
Ditambah lagi, agar sukses dijalankannya
kebijakan ini, perangkat-perangkat dukungan
pun dipersiapkan: dari mulai kampanye palsu
(alasan kenapa kebijakan tersebut yang
diambil), hingga perangkat kekerasan negara
(polisi, tentara, pengadilan dan penjara).
Sederhananya, negara pun akhirnya dikuasai
oleh mereka.
Perjuangan Klas, Bentuk Perjuangan dan
Organisasinya
Bagi kita yang sudah pernah dan terbiasa
berjuang menuntut kesejahteraan di sebuah
perusahaan, atau di berbagai aksi kawasan
atau aksi mogok nasional sudah biasa pula
bagi kita melihat keberpihakan negara
(pemerintah, aparat, pengadilan, dll) terhadap
klas pengusaha/pemilik modal, sebagaimana
penjelasan diatas. Tetapi pernyataan ini
bukanlah berarti bahwa mayoritas klas buruh
sudah memahami bahwa perjuangan klas
buruh juga harus melakukan perjuangan
untuk merebut kekuasaan negara yang
dikuasai oleh klas pemilik modal.
Gerakan kaum buruh yang dipimpin oleh
serikat buruh, biasanya hanya menekankan
tentang perjuangan ekonomi, yaitu
perjuangan yang hanya menuntut sebagian
isu atau sebagian tuntutan klas buruh.
Mayoritas klas buruh pun masih belum
paham bahwa akar dari penindasan yang
dialaminya saat ini akarnya bersumber dari
sistem ekonomi kapitalisme yang dijalankan.
Untuk memahami ini, kita harus memahami
soal-soal ekonomi politik, dan sejarah
perjuangan klas.
Bahwa dalam setiap masyarakat ber-klas,
seperti halnya dalam masyarakat kapitalisme,
pertentangan klas adalah sesuatu yang tak
dapat dihindari. Sejak kapitalisme lahir (lebih
dari 300 tahun lalu) pertentangan antara
buruh dan pengusaha telah dimulai. Dari
perlawanan sendiri-sendiri, hingga akhirnya
membangun perlawanan bersama dalam
sebuah organisasi sekerja yang dikenal
dengan nama serikat buruh. Biasanya
penindasan di tempat kerja dan “perjuangan
ekonomi” di tempat kerja (perbaikan
upah,kondisi kerja, dll) yang dilakukan oleh
buruh di masing-masing perusahaan menjadi
motor penggerak lahirnya sebuah serikat
buruh di masing-masing perusahaaan.
Kesadaran bahwa semakin bersatu buruh
akan menjadi lebih kuat, dan adanya
kesadaran sebagai sesama klas buruh,
mendorong terbangunnya persatuan-
persatuan sesama buruh. Ini mendorong
terbentuknya penyatuan serikat-serikat buruh
sektoral (sering dikenal dengan federasi), atau
persatuan serikat buruh lokal/teritorial, atau
gabugannya menjadi konfederasi serikat
buruh. Bahkan persatuannya terjadi hingga
antar negara (federasi/konfederasi
internasional).
Sementara klas-klas tertindas lainnya: kaum
tani, pedagang kecil, nelayan dan rakyat
miskin lainnya, juga menghadapi penindasan
yang sama seperti yang dialami klas buruh.
Seperti halnya klas buruh, klas-klas ini pun
berjuang hanya memperjuangkan kepentingan
kaumnya. Misalnya kaum tani berjuang untuk
merebut tanah yang dirampas negara
(misalnya perhutani) atau oleh pemilik-
pemilik modal (pengusaha tambang, hutan,
perkebunan dsb), nelayan yang menuntut
subsidi BBM, pedagang kecil yang menolak
penggusuran atau perjuangan rakyat miskin
lain dalam aksi-aksi menuntut hak-hak
ekonomi sesuai dengan masing-masing
kepentingan ekonomi kelompoknya. Masing-
masing kelompok klas tertindas ini
membangun organisasi perjuangannya
masing-masing: serikat tani, nelayan,
pedagang kaki lima, rakyat korban
penggusuran dan lainnya.
Perjuangan ekonomi, perjuangan menuntut
kesejahteraan sejatinya tidaklah akan pernah
tercapai selama akar dari penindasan itu
sendiri yaitu sistem ekonomi kapitalisme
tidak dihapuskan. Sederhananya, kita dapat
saksikan bagaimana perjuangan menuntut
upah minimum yang layak setiap tahunnya
terus terjadi. Karena kenaikan upah sebesar
apapun akan diiringi dengan kenaikan harga
dan munculnya kebutuhan-kebutuhan sosial
lainnya, sesuai dengan tuntutan
perkembangan masyarakat. Kenaikan upah
menjadi tidak ada artinya dibandingkan
dengan kenaikan harga dan kebutuhan sosial
lainnya. Demikianlah sistem kapitalisme
berjalan, ia akan menyesuaikan diri atas
kenaikan upah yang terjadi pada buruh.
Kesejahteraan dan keadilan bagi buruh dan
rakyat banyak tidak akan dapat tercipta dalam
sistem ekonomi kapitalisme.
Oleh karena itu, perjuangan ekonomi atau
perjuangan menuntut kesejahteraan yang
telah dilakukan oleh gerakan serikat buruh
haruslah dikembangkan dan menjadi sebuah
perjuangan politik. Yaitu perjuangan untuk
melancarkan perebutan kekuasaan politik:
pemerintahan, parlemen, dan akhirnya
perebutan siapa yang menguasai negara.
Menggantikan penguasa negara yang
sebelumnya dikuasai oleh klas pemilik modal,
dengan DIRINYA SENDIRI (klas buruh dan
rakyat mayoritas lainnya). Dititik inilah
sebenarnya kaum buruh (dan rakyat pekerja
lainnya) mulai membuat perhitungan sejati
dengan klas penindasnya selama ini.
Dengan dikuasainya negara oleh buruh dan
rakyat pekerja, maka berbagai kebijakan yang
dihasilkan akan berkebalikan dengan situasi
saat ini. Sederhananya saja, ketika negara
dikuasai oleh buruh maka upah buruh akan
dinaikkan, tidak boleh ada PHK, jam kerja
dikurangi tanpa pengurangan upah sehingga
semua orang mendapatkan pekerjaan, sistem
kerja kontrak dan outsourcing akan
dihapuskan, seluruh kebutuhan-kebutuhan
sosial (pendidikan sampai perguruan tinggi,
pensiun, kesehatan: baik pencegahan
maupun pengobatan, perumahan, perawatan
anak, taman bacaan, internet dan sebagainya)
yang semula menjadi barang dagangan
(harus dibeli) dirubah menjadi hak yang
harus dapat dinikmati oleh semua orang
tanpa mengeluarkan uang sepeserpun.
Seluruh sumber-sumber kekayaan alam
(migas, tambang, hasil hutan dan laut) dan
sektor vital untuk rakyat banyak akan menjadi
milik negara rakyat pekerja. Pengusaha yang
menolak dan melakukan perlawanan
seperti lock-out misalnya, bukan saja
berhadapan dengan negara melainkan akan
berhadapan dengan rakyat. Kaum buruh
pastinya, akan siap menjalankan perusahaan-
perusahaan yang tidak mau dijalankan
pemilik modal. Akhirnya sistem ekonomi pun
secara bertahap diubah menjadi sistem
ekonomi yang lebih berkeadilan sosial,
berpihak ke rakyat banyak dan bukan ke
segelintir orang. Sistem ini sering disebut
dengan sistem sosialisme, (yang sebenarnya
jika membaca sejarah perjuangan
kemerdekaan dankonstitusi UUD 45 kita,
sistem inilah yang menjadi cita-cita
kemerdekaan: mensejahterahkan kehidupan
rakyat, dan membangun keadilan sosial bagi
seluruh rakyat). Semua hal yang
digambarkan diatas sebenarnya sering
digaungkan dengan slogan/yel-yel; “ BURUH
BERKUASA, RAKYAT SEJAHTERA! ”
Serikat Buruh
Serikat buruh merupakan bentuk organisasi
klas buruh pertama dansaat ini merupakan
organisasi terbesar tempat berhimpunnya
klas buruh secara luas dibandingkan bentuk
organisasi buruh lainnya. Sehingga tidak
dapat terelakkan bahwa perjuangan politik
klas harus juga dimulai dan dibangun dari
sini. Melalui serikat buruh inilah, massa klas
buruh dihimpun guna melakukan
melancarkan perjuangan ekonomi sehari-hari
(kenaikan upah, penghapusan outsourcing
dan sistem kerja kontrak dan sebagainya)
atau perjuangan untuk isu-isu tertentu.
Perjuangan ekonomi sebagai bentuk awal
perjuangan klas buruh merupakan latihan
perjuangan dari seluruh massa klas buruh.
Kemenangan-kemenangan kecil (dipenuhinya
tuntutan) dan juga kekalahan-kekalahan yang
akan terjadi terus menerus, akan menjadi
pelajaran penting dan proses pertumbuhan
kesadaran politik klas buruh. Kemenangan
utama dari perjuangan klas buruh terletak
pada semakin bersatunya massa klas buruh
sebagai sebuah klas dan meningkatnya
kesadaran perjuangan klas buruh dari
perjuangan ekonomi menjadi perjuangan
politik klas buruh.
Perjuangan ekonomi yang dilakukan kaum
buruh dan dilancarkan oleh gerakan serikat
buruh tidak akan serta merta dapat
memunculkan “kesadaran politik klas” yaitu
kesadaran perjuangan untuk merebut
kekuasaan politik dari tangan klas berkuasa
dan menghapuskan sistem ekonomi yang
menindas yaitu kapitalisme sebagai akar dari
penindasan yang dialami klas buruh dan klas
terhisap lainnya. Walaupun demikian,
perjuangan ekonomi yang dilakukan gerakan
serikat buruh pun sebenarnya juga
bersentuhan dengan “politik”. Misalnya dalam
aksi menuntut upah layak, penghapusan
sistem kontrak dan outsoursing, jaminan
sosial, pendidikan dan kesehatan gratis dan
sebagainya. Sebagaimana dijelaskan
diatas,dalam aksi perjuangan semacam ini,
klas buruh melihat bagaimana pemerintah,
parlemen (DPR/DPRD), dan partai politik yang
ada terlihat berpihak kepada klas pemilik
modal/pengusaha dibandingkan kepentingan
klas buruh. Oleh karenanya, sebenarnya
dalam perjuangan buruh yang luas (bukan
perjuangan di tingkat perusahaan) yang
dilakukan oleh gerakan serikat buruh, juga
menghasilkan “BENIH-BENIH” kesadaran
politik dan BENIH-BENIH kesadaran
perlawanan terhadap sistem ekonomi
kapitalsime. Tetapi BENIH tetaplah BENIH
yang perlu dirawat, dijaga dan ditumbuhkan
menjadi buah. Mengembangkan “Benih-Benih
Kesadaran Politik” ini tidak bisa hanya
dilakukan oleh gerakan serikat buruh sendiri,
melainkan butuh sebuah partai politik klas.
Sederhananya, serikat buruh adalah sekolah
awal bagi perjuangan massa klas buruh untuk
bisa mengerti mengapa perjuangan politik
dan membangun sebuah partai politik klas
harus dilakukan.
Perjuangan untuk merebut kekuasaan negara
dan menghapuskan penindasan sistem
ekonomi, merupakan sebuah perjuangan yang
tidak lagi sekedar menuntut atau sekedar
meminta belas kasih penguasa dan
pengusaha melainkan mengambil hak
kekuasaan rakyat (klas buruh dan klas
tertindas lainnya) dari tangan klas bermilik
saat ini (kelas pemodal/pengusaha).
Perjuangan yang memiliki cita-cita demikian,
disebut sebagai sebuah perjuangan politik.
Untuk membangun sebuah perjuangan politik,
dengan cita-cita mengangkat klas buruh dan
klas tertindas lainnya menjadi penguasa
(secara politik dan ekonomi berikutnya –
menguasai negara – menjadi pemerintah),
tidak cukup hanya menggunakan organisasi
serikat buruh. Dibutuhkan bentuk organisasi
lain diluar serikat buruh yaitu yang biasa
dikenal sebagai partai politik klas. Perjuangan
politik adalah bentuk perjuangan tertinggi dari
perjuangan klas.
Partai Politik Klas
Berbeda dengan serikat buruh, partai politik
klas, biasanya anggotanya adalah para
pejuang-pejuang buruh dan pejuang rakyat
lainnya yang sudah memiliki pengalaman
perjuangan sebelumnya di serikat buruh atau
serikat rakyat dan memiliki “kesadaran
politik” (memiliki pengetahuan tentang sistem
ekonomi kapitalisme, hakekat dan tujuan serta
strategi-strategi perjuangan). Sementara
serikat buruh/serikat rakyat adalah organisasi
massa (organisasi sekerja), dimana kesadaran
dan keaktifan anggotanya sangatlah
bermacam-macam. Siapa saja yang mau
membayar iuran serikat pada dasarnya dapat
menjadi anggota serikat buruh.
Pastinya partai klas buruh berbeda dengan
partai-partai politik yang saat ini ada di
parlemen atau partai politik yang baru
muncul yang akan ikut dalam pemilu 2014
nantinya. Seluruh partai politik ini tidak
memiliki kepentingan berbeda satu sama
lain. Karena bila dicek seluruh partai yang
ada dibangun/didirikan, atau setidaknya
disokong kuat dan dikuasai oleh para pemilik
modal. Sehingga kepentingan mereka pun
pada dasarnya tidak berbeda antara satu
partai dengan partai lain, mewakili
kepentingan segelintirorang/minoritas yaitu
kelompok berpunya (pemilik modal). Kalau
pun ada bedanya, bukanlah soal yang
mendasar, yaitu penolakan terhadap sistem
ekonomi kapitalisme yang menindas rakyat
(walaupun bisa saja ada anggotanya yang
anti kapitalisme dan pro terhadap gerakan
dan perjuangan buruh). Pertentangan diantara
partai-partai ini lebih didasarkan karena
mereka ingin kelompok merekalah yang
menang pemilu, menang di parlemen (DPR/
DPRD), menang di pemilihan presiden dan
menguasai pemerintahan. Sehingga nantinya,
kelompok mereka lah yang akan menikmati
hasilnya (menumpuk kekayaan dan modal).
Sementara kaum buruh dan mayoritas rakyat
tidak mengalami perubahan apa-apa.
Sementara partai klas buruh, kepentingan
sejatinya tidak memiliki kepentingan berbeda
dengan kepentingan sejati klas buruh dan
mayoritas rakyat. Kepentingan sejati klas
buruh dan mayoritas rakyat (terlepas apakah
buruh dan mayoritas rakyat sudah sadar atau
belum) adalah menghapuskan penindasan
yang dialaminya, dimana akarnya justru ada
pada sistem ekonomi kapitalisme (sistem
ekonomi setan uang dalam bahasa jaman
pergerakan kemerdekaan). Perjuangan tahap
pertama yang harus dilalui adalah merebut
kekuasaan negara dari kekuasaan klas
berkuasa saat ini (klas pemilik modal). Inilah
tahapan untuk menghapuskan penindasan
dan ketidakadilan di masyarakat. Lewat
negara yang dikuasai inilah, secara pasti
perubahan sistem ekonomi dilakukan,
menjadi ekonomi yang berkeadilan bagi
rakyat banyak. Jika pergantian kekuasaan
sebelumnya (dariSoeharto- SBY), selalu
kelompok minoritas lah yang menguasai
negara, maka partai klas buruh bercita-cita
menaikkan kaum mayoritas: kaum buruh dan
rakyat jelata menjadi penguasa negeri.
Bentuk-bentuk perjuangan politik dari klas
buruh bisa bermacam-macam: dari mulai
demonstrasi massa dan pemogokan politik
(merubah kebijakan pemerintah, termasuk
kebijakan ekonomi), membentuk partai politik,
ikut pemilu dan menempatkan pejuang-
pejuangnya di parlemen secara damai, hingga
perjuangan jalanan menumbangkan
kekuasaan. Sekali lagi yang harus diingat,
perjuangan ekonomi dan perjuangan politik
harus dilakukan beriringan. Oleh karenanya,
partai politik klas buruh haruslah memiliki
hubungan yang erat dengan serikat-serikat
buruh–baik yang progresif (merah) atau yang
radikal reformis, bahkan dengan serikat-
serikat buruh yang menjadi kaki tangan
pengusaha/penguasa sekalipun. Karena pada
dasarnya karakter-karakter dari serikat buruh
yang disebutkan diatas lebih pada pengaruh
dari pimpinan-pimpinan serikat buruh
tersebut. Sementara di massa, seringkali jauh
lebih maju kesadaran dan keinginan untuk
berjuangnya.
Situasi Perjuangan Klas Buruh Saat Ini dan
Tugas Mendesaknya
Disadari bahwa mayoritas klas buruh bahkan
yang sudah berserikat sekalipun dan sudah
terlibat dalam berbagai perjuangan menuntut
kesejahteraan, terlibat dalam pemogokan,
belum memiliki kesadaran politik untuk
berkuasa dan menghapuskan sistem
kapitalisme. Mayoritas klas buruh belum
menyadari bahwa selain serikat buruh,
mereka membutuhkan partai politik klas
untuk meraih cita-cita perjuangan politik klas
buruh: “Buruh Berkuasa, Rakyat Sejahtera!”
Tetapi disisi lain, terdapat fakta bahwa di
kalangan pejuang-pejuang buruh,
sebagiannya duduk menjadi pimpinan-
pimpinan serikat buruh, sudah menyadari
akan kebutuhan ini. Hanya saja, usaha-usaha
serius untuk membangun sebuah kekuatan
politik klas buruh (partai politik klas buruh),
tidak dilakukan secara serius. Mayoritas
pejuang buruh yang sadar akan hal ini pun
larut pada pekerjaan hanya membangun
perjuangan serikat buruhnya. Tetapi,
sentuhan-sentuhan politik dalam perjuangan
ekonomi yang dilakukan (mogok lokal, mogok
nasional, menuntut penghapusan outsourcing
dan kontrak, menuntut jaminan sosial,
menolak RUU Kamnas dan RUU Ormas,
persatuan dan solidaritas sesama buruh/antar
serikat, bahkan mendukung calon-calon
dalam pilkada ataupun taktik menitipkan
calon mereka ke parpol dalam pemilu 2014
dan lain sebagainya) sebenarnya memberikan
lahan luas untuk mendorong maju gerakan
buruh dari gerakan serikat buruh menjadi
sebuah gerakan politik untuk membangun
sebuah partai politik klas buruh. Pekerjaan ini
tidak dapat ditunda-tunda lagi.
Pembangunan partai politik klas buruh tentu
saja pengerjaannya tidak seperti yang
dilakukan seperti “partai-partai buruh” yang
pernah dibentuk, yang tujuannya tak lebih
dari sekedar dapat ikut serta pemilu, dan
dapat ikut serta berkuasa (baca: menikmati
kekuasaan bersama kelas penindas lainnya)
dan bukan untuk menaikkan klas buruh
menjadi berkuasa dan menghapuskan sistem
ekonomi kapitalisme.
Organisasi politik klas buruh (partai klas
buruh) haruslah dibentuk bukan oleh
segelintir elit pimpinan serikat buruh yang
berkumpul, berkongres dan membentuk
partai. Melainkan harus dibangun dari
kesadaran gerakan perjuangan klas buruh
saat ini. Artinya, para pejuang buruh dan
buruh-buruh maju/sadar, dari serikat
manapun yang telah memiliki kesadaran akan
pentingnya membangun sebuah partai politik
klas buruh harus mulai berkumpul,
mendiskusikan secara bersama bagaimana
membangun organisasi politik ini dan
mengembangkannya secara luas kepada
anggota-anggota serikatnya yang paling aktif.
Persatuan klas buruh harus ditingkatkan dari
persatuan perjuangan serikat buruh menjadi
persatuan perjuangan untuk membangun
partai politik klas buruh.
Situasi terakhir, terdapat debat di kalangan
kawan-kawan pimpinan serikat buruh atas
dukung atau tidak mendukung calon yang
dianggap berpihak kepada kaum buruh
terutama di Bekasi, terkait pemilihan
Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat.
Kedepan menghadapi pemilu 2014, pastinya
banyak debat soal memasukkan atau tidak
memasukkan pimpinan-pimpinan serikat
buruh ke partai-parti politik yang ada untuk
menjadi anggota DPR/DPRD. Semuanya ini
akan sangat berguna jika saja kita sudah
memiliki sebuah organisasi politik, sehingga
akan ada kesatuan tindakan, dan manfaat
yang lebih jauh bagi gerakan atas pilihan-
pilihan ini. Oleh karena terlepas dari debat
diatas, kenyataan ini semakin menunjukkan
bahwa pembangunan sebuah partai politik
klas buruh harus segera dilakukan. Seluruh
pejuang-pejuang buruh dan pejuang rakyat
lainnya yang tersebar di berbagai serikat
buruh dan organisasi rakyat di masing-
masing kota harus segera bertemu
merumuskan bagaimana mengawali langkah
pembangunan partai politik klas buruh ini.
Pernah diterbitkan dalam “Kibar Juang” edisi
sukristiawan.com:Serikat buruh partai klas buruh dan perjuangan politik
Serikat Buruh, Partai Klas
Buruh dan Perjuangan Politik
Nov 16th, 2013 · 0 Comment
Kapitalisme: Klas-klas dan Pertentangan
Klas
Upah murah, ketidakpastian kerja (lewat
sistem kontrak dan outsourcing serta PHK),
dan ketiadaan jaminan sosial kerja
merupakan masalah yang tiap harinya
bersentuhan dengan buruh Indonesia.
Masalah ini berhubungan erat dengan
masalah-masalah lain yang ada pada rakyat
mayoritas. Seluruh rakyat berhadapan dengan
kebutuhan hidup yang tinggi, ketiadaan
lapangan pekerjaan, mahalnya biaya
kesehatan dan pendidikan, dll, yang semakin
menyebabkan buruh maupun rakyat
mayoritas sulit untuk hidup sejahtera, apalagi
untuk mengembangkan aspek-aspek
kemanusiaannya (belajar,
berkesenian,bersosial) sebagai manusia.
Pada saat yang sama, ada sebagiankecil
masyarakat yang hidup mewah,
berkecukupan, bahkan tidak perlu
mengeluarkan keringat setetes pun, uang
terus mengalir ke brankas mereka. Mereka
adalah para pemilik perusahaan/pemilik
modal, dimana perusahaannya sendiri
seringkali bahkan bukan dijalankan oleh
dirinya, melainkan oleh para direktur dan
manajer yang diupah tinggi. Mereka juga
menguasai bank-bank, pertambangan,
industri (pabrik dan jasa), menguasai industri
media (TV dan Koran), dan menguasai
seluruh barang-barang konsumsi dan
kebutuhan hidup sosial manusia lainnya.
Penggolongan masyarakat tersebut (golongan
mayoritas: rakyat bekerja keras-hidup sulit &
golongan minoritas: para pemilik modal, tidak
bekerja-hidup mewah, dan menguasai serta
mengatur kehidupan masyarakat) merupakan
hasil dari pembagian masyarakat dalam
sistem ekonomi kapitalisme. Kapitalisme,
sebuah sistem ekonomi dimana kapital
(modal, kekayaan) dan pemiliknya menjadi
“Tuhan-Tuhan” baru yang diciptakan dan
menjadi penguasa dunia saat ini. Seluruh
kebutuhan sosial manusia/masyarakat
(makan, pakaian, rumah, sekolah, kesehatan,
transportasi, kesenian, bahkan agama, dsb)
diubah menjadi barang dagangan dan
dikuasai oleh para pemilik modal. Yang tidak
mampu membeli tidak bisa mendapatkannya.
Bahkan seluruh nilai-nilai luhur budaya
(solidaritas, saling berbagi, tolong menolong
dan sebagainya) dihancurkan dan digantikan
dengan nilai-nilai baru yang semuanya diukur
dengan uang, harta dan kekayaan (menjadi
barang dagangan yang harus dibeli). Jadi
pembagian klas yang terjadi di masyarakat
bukanlah karena nasib yang ‘memang begitu
adanya’, bukan juga karena dunia sudah
dibagi menjadi dua klas sebagaimana adanya
siang-malam, baik-buruk, kaya-miskin, dst,
melainkan terbentuk dari sistem ekonomi
yang dijalankan.
Sistem ekonomi-politik kapitalisme
dilahirkan, dibentuk, dan lalu dipertahankan
oleh pihak-pihak yang diuntungkan oleh
sistem itu, yaitu para pemilik kapital/modal.
Sebagai contoh para pengusaha/pemilik
modal yang bersikeras mempertahankan
sistem kerja kontrak dan outsourcing atau
menolak upah layak. Ini bukan karena
mereka tidak tahu kalau buruh tidak
sejahtera, tapi karena hanya dengan cara
seperti inilah mereka dapat menumpuk
keuntungannya dan pada akhirnya dapat
mempertahankan sistem kekuasaan modal ini
berjalan.
Di sisi lain klas buruh berkepentingan untuk
mendapatkan kesejahteraan. Kepentingan ini
jelas bertentangan dengan kepentingan para
pemilik modal. Perbedaan kepentingan
(antara buruh dan pengusaha) ini merupakan
gambaran paling sederhana dan paling jelas
bagaimana dalam suatu masyarakat terdapat
golongan-golongan yang saling bertentangan
kepentingannya, baik secara ekonomi,
maupun secara politik. Penggolongan
masyarakat dalam ekonomi-politik inilah
yang disebut sebagai“klas-klas”. Dimana
dalam sistem ekonomi kapitalisme, alat-alat
produksi (pabrik, tanah, teknologi dll), yang
dibutuhkan untuk menghasilkan barang-
barang kebutuhan sosial masyarakat justru
dikuasai oleh pribadi-pribadi, atau segelintir
orang dan bukan menjadi milik sosial
(Negara rakyat).
Lebih hebatnya lagi, para pemilik modal ini
kemudian juga aktif dalam politik, mendirikan
partai politik nya ataupun menjadi penyokong
utama partai-partai politik ini. Akhir dari
semua aktivitas politik ini berikutnya mereka
pun dapat menguasai parlemen(DPR/DPRD),
dan menguasai pemerintahan. Dengan
menguasai pemerintahan dan parlemen, maka
seluruh kebijakan yang dihasilkan oleh
pemerintah dan parlemen (DPR/DPRD) dapat
dipastikan merupakan cermin dari
kepentingan dari para pemilik modal ini.
Ditambah lagi, agar sukses dijalankannya
kebijakan ini, perangkat-perangkat dukungan
pun dipersiapkan: dari mulai kampanye palsu
(alasan kenapa kebijakan tersebut yang
diambil), hingga perangkat kekerasan negara
(polisi, tentara, pengadilan dan penjara).
Sederhananya, negara pun akhirnya dikuasai
oleh mereka.
Perjuangan Klas, Bentuk Perjuangan dan
Organisasinya
Bagi kita yang sudah pernah dan terbiasa
berjuang menuntut kesejahteraan di sebuah
perusahaan, atau di berbagai aksi kawasan
atau aksi mogok nasional sudah biasa pula
bagi kita melihat keberpihakan negara
(pemerintah, aparat, pengadilan, dll) terhadap
klas pengusaha/pemilik modal, sebagaimana
penjelasan diatas. Tetapi pernyataan ini
bukanlah berarti bahwa mayoritas klas buruh
sudah memahami bahwa perjuangan klas
buruh juga harus melakukan perjuangan
untuk merebut kekuasaan negara yang
dikuasai oleh klas pemilik modal.
Gerakan kaum buruh yang dipimpin oleh
serikat buruh, biasanya hanya menekankan
tentang perjuangan ekonomi, yaitu
perjuangan yang hanya menuntut sebagian
isu atau sebagian tuntutan klas buruh.
Mayoritas klas buruh pun masih belum
paham bahwa akar dari penindasan yang
dialaminya saat ini akarnya bersumber dari
sistem ekonomi kapitalisme yang dijalankan.
Untuk memahami ini, kita harus memahami
soal-soal ekonomi politik, dan sejarah
perjuangan klas.
Bahwa dalam setiap masyarakat ber-klas,
seperti halnya dalam masyarakat kapitalisme,
pertentangan klas adalah sesuatu yang tak
dapat dihindari. Sejak kapitalisme lahir (lebih
dari 300 tahun lalu) pertentangan antara
buruh dan pengusaha telah dimulai. Dari
perlawanan sendiri-sendiri, hingga akhirnya
membangun perlawanan bersama dalam
sebuah organisasi sekerja yang dikenal
dengan nama serikat buruh. Biasanya
penindasan di tempat kerja dan “perjuangan
ekonomi” di tempat kerja (perbaikan
upah,kondisi kerja, dll) yang dilakukan oleh
buruh di masing-masing perusahaan menjadi
motor penggerak lahirnya sebuah serikat
buruh di masing-masing perusahaaan.
Kesadaran bahwa semakin bersatu buruh
akan menjadi lebih kuat, dan adanya
kesadaran sebagai sesama klas buruh,
mendorong terbangunnya persatuan-
persatuan sesama buruh. Ini mendorong
terbentuknya penyatuan serikat-serikat buruh
sektoral (sering dikenal dengan federasi), atau
persatuan serikat buruh lokal/teritorial, atau
gabugannya menjadi konfederasi serikat
buruh. Bahkan persatuannya terjadi hingga
antar negara (federasi/konfederasi
internasional).
Sementara klas-klas tertindas lainnya: kaum
tani, pedagang kecil, nelayan dan rakyat
miskin lainnya, juga menghadapi penindasan
yang sama seperti yang dialami klas buruh.
Seperti halnya klas buruh, klas-klas ini pun
berjuang hanya memperjuangkan kepentingan
kaumnya. Misalnya kaum tani berjuang untuk
merebut tanah yang dirampas negara
(misalnya perhutani) atau oleh pemilik-
pemilik modal (pengusaha tambang, hutan,
perkebunan dsb), nelayan yang menuntut
subsidi BBM, pedagang kecil yang menolak
penggusuran atau perjuangan rakyat miskin
lain dalam aksi-aksi menuntut hak-hak
ekonomi sesuai dengan masing-masing
kepentingan ekonomi kelompoknya. Masing-
masing kelompok klas tertindas ini
membangun organisasi perjuangannya
masing-masing: serikat tani, nelayan,
pedagang kaki lima, rakyat korban
penggusuran dan lainnya.
Perjuangan ekonomi, perjuangan menuntut
kesejahteraan sejatinya tidaklah akan pernah
tercapai selama akar dari penindasan itu
sendiri yaitu sistem ekonomi kapitalisme
tidak dihapuskan. Sederhananya, kita dapat
saksikan bagaimana perjuangan menuntut
upah minimum yang layak setiap tahunnya
terus terjadi. Karena kenaikan upah sebesar
apapun akan diiringi dengan kenaikan harga
dan munculnya kebutuhan-kebutuhan sosial
lainnya, sesuai dengan tuntutan
perkembangan masyarakat. Kenaikan upah
menjadi tidak ada artinya dibandingkan
dengan kenaikan harga dan kebutuhan sosial
lainnya. Demikianlah sistem kapitalisme
berjalan, ia akan menyesuaikan diri atas
kenaikan upah yang terjadi pada buruh.
Kesejahteraan dan keadilan bagi buruh dan
rakyat banyak tidak akan dapat tercipta dalam
sistem ekonomi kapitalisme.
Oleh karena itu, perjuangan ekonomi atau
perjuangan menuntut kesejahteraan yang
telah dilakukan oleh gerakan serikat buruh
haruslah dikembangkan dan menjadi sebuah
perjuangan politik. Yaitu perjuangan untuk
melancarkan perebutan kekuasaan politik:
pemerintahan, parlemen, dan akhirnya
perebutan siapa yang menguasai negara.
Menggantikan penguasa negara yang
sebelumnya dikuasai oleh klas pemilik modal,
dengan DIRINYA SENDIRI (klas buruh dan
rakyat mayoritas lainnya). Dititik inilah
sebenarnya kaum buruh (dan rakyat pekerja
lainnya) mulai membuat perhitungan sejati
dengan klas penindasnya selama ini.
Dengan dikuasainya negara oleh buruh dan
rakyat pekerja, maka berbagai kebijakan yang
dihasilkan akan berkebalikan dengan situasi
saat ini. Sederhananya saja, ketika negara
dikuasai oleh buruh maka upah buruh akan
dinaikkan, tidak boleh ada PHK, jam kerja
dikurangi tanpa pengurangan upah sehingga
semua orang mendapatkan pekerjaan, sistem
kerja kontrak dan outsourcing akan
dihapuskan, seluruh kebutuhan-kebutuhan
sosial (pendidikan sampai perguruan tinggi,
pensiun, kesehatan: baik pencegahan
maupun pengobatan, perumahan, perawatan
anak, taman bacaan, internet dan sebagainya)
yang semula menjadi barang dagangan
(harus dibeli) dirubah menjadi hak yang
harus dapat dinikmati oleh semua orang
tanpa mengeluarkan uang sepeserpun.
Seluruh sumber-sumber kekayaan alam
(migas, tambang, hasil hutan dan laut) dan
sektor vital untuk rakyat banyak akan menjadi
milik negara rakyat pekerja. Pengusaha yang
menolak dan melakukan perlawanan
seperti lock-out misalnya, bukan saja
berhadapan dengan negara melainkan akan
berhadapan dengan rakyat. Kaum buruh
pastinya, akan siap menjalankan perusahaan-
perusahaan yang tidak mau dijalankan
pemilik modal. Akhirnya sistem ekonomi pun
secara bertahap diubah menjadi sistem
ekonomi yang lebih berkeadilan sosial,
berpihak ke rakyat banyak dan bukan ke
segelintir orang. Sistem ini sering disebut
dengan sistem sosialisme, (yang sebenarnya
jika membaca sejarah perjuangan
kemerdekaan dankonstitusi UUD 45 kita,
sistem inilah yang menjadi cita-cita
kemerdekaan: mensejahterahkan kehidupan
rakyat, dan membangun keadilan sosial bagi
seluruh rakyat). Semua hal yang
digambarkan diatas sebenarnya sering
digaungkan dengan slogan/yel-yel; “ BURUH
BERKUASA, RAKYAT SEJAHTERA! ”
Serikat Buruh
Serikat buruh merupakan bentuk organisasi
klas buruh pertama dansaat ini merupakan
organisasi terbesar tempat berhimpunnya
klas buruh secara luas dibandingkan bentuk
organisasi buruh lainnya. Sehingga tidak
dapat terelakkan bahwa perjuangan politik
klas harus juga dimulai dan dibangun dari
sini. Melalui serikat buruh inilah, massa klas
buruh dihimpun guna melakukan
melancarkan perjuangan ekonomi sehari-hari
(kenaikan upah, penghapusan outsourcing
dan sistem kerja kontrak dan sebagainya)
atau perjuangan untuk isu-isu tertentu.
Perjuangan ekonomi sebagai bentuk awal
perjuangan klas buruh merupakan latihan
perjuangan dari seluruh massa klas buruh.
Kemenangan-kemenangan kecil (dipenuhinya
tuntutan) dan juga kekalahan-kekalahan yang
akan terjadi terus menerus, akan menjadi
pelajaran penting dan proses pertumbuhan
kesadaran politik klas buruh. Kemenangan
utama dari perjuangan klas buruh terletak
pada semakin bersatunya massa klas buruh
sebagai sebuah klas dan meningkatnya
kesadaran perjuangan klas buruh dari
perjuangan ekonomi menjadi perjuangan
politik klas buruh.
Perjuangan ekonomi yang dilakukan kaum
buruh dan dilancarkan oleh gerakan serikat
buruh tidak akan serta merta dapat
memunculkan “kesadaran politik klas” yaitu
kesadaran perjuangan untuk merebut
kekuasaan politik dari tangan klas berkuasa
dan menghapuskan sistem ekonomi yang
menindas yaitu kapitalisme sebagai akar dari
penindasan yang dialami klas buruh dan klas
terhisap lainnya. Walaupun demikian,
perjuangan ekonomi yang dilakukan gerakan
serikat buruh pun sebenarnya juga
bersentuhan dengan “politik”. Misalnya dalam
aksi menuntut upah layak, penghapusan
sistem kontrak dan outsoursing, jaminan
sosial, pendidikan dan kesehatan gratis dan
sebagainya. Sebagaimana dijelaskan
diatas,dalam aksi perjuangan semacam ini,
klas buruh melihat bagaimana pemerintah,
parlemen (DPR/DPRD), dan partai politik yang
ada terlihat berpihak kepada klas pemilik
modal/pengusaha dibandingkan kepentingan
klas buruh. Oleh karenanya, sebenarnya
dalam perjuangan buruh yang luas (bukan
perjuangan di tingkat perusahaan) yang
dilakukan oleh gerakan serikat buruh, juga
menghasilkan “BENIH-BENIH” kesadaran
politik dan BENIH-BENIH kesadaran
perlawanan terhadap sistem ekonomi
kapitalsime. Tetapi BENIH tetaplah BENIH
yang perlu dirawat, dijaga dan ditumbuhkan
menjadi buah. Mengembangkan “Benih-Benih
Kesadaran Politik” ini tidak bisa hanya
dilakukan oleh gerakan serikat buruh sendiri,
melainkan butuh sebuah partai politik klas.
Sederhananya, serikat buruh adalah sekolah
awal bagi perjuangan massa klas buruh untuk
bisa mengerti mengapa perjuangan politik
dan membangun sebuah partai politik klas
harus dilakukan.
Perjuangan untuk merebut kekuasaan negara
dan menghapuskan penindasan sistem
ekonomi, merupakan sebuah perjuangan yang
tidak lagi sekedar menuntut atau sekedar
meminta belas kasih penguasa dan
pengusaha melainkan mengambil hak
kekuasaan rakyat (klas buruh dan klas
tertindas lainnya) dari tangan klas bermilik
saat ini (kelas pemodal/pengusaha).
Perjuangan yang memiliki cita-cita demikian,
disebut sebagai sebuah perjuangan politik.
Untuk membangun sebuah perjuangan politik,
dengan cita-cita mengangkat klas buruh dan
klas tertindas lainnya menjadi penguasa
(secara politik dan ekonomi berikutnya –
menguasai negara – menjadi pemerintah),
tidak cukup hanya menggunakan organisasi
serikat buruh. Dibutuhkan bentuk organisasi
lain diluar serikat buruh yaitu yang biasa
dikenal sebagai partai politik klas. Perjuangan
politik adalah bentuk perjuangan tertinggi dari
perjuangan klas.
Partai Politik Klas
Berbeda dengan serikat buruh, partai politik
klas, biasanya anggotanya adalah para
pejuang-pejuang buruh dan pejuang rakyat
lainnya yang sudah memiliki pengalaman
perjuangan sebelumnya di serikat buruh atau
serikat rakyat dan memiliki “kesadaran
politik” (memiliki pengetahuan tentang sistem
ekonomi kapitalisme, hakekat dan tujuan serta
strategi-strategi perjuangan). Sementara
serikat buruh/serikat rakyat adalah organisasi
massa (organisasi sekerja), dimana kesadaran
dan keaktifan anggotanya sangatlah
bermacam-macam. Siapa saja yang mau
membayar iuran serikat pada dasarnya dapat
menjadi anggota serikat buruh.
Pastinya partai klas buruh berbeda dengan
partai-partai politik yang saat ini ada di
parlemen atau partai politik yang baru
muncul yang akan ikut dalam pemilu 2014
nantinya. Seluruh partai politik ini tidak
memiliki kepentingan berbeda satu sama
lain. Karena bila dicek seluruh partai yang
ada dibangun/didirikan, atau setidaknya
disokong kuat dan dikuasai oleh para pemilik
modal. Sehingga kepentingan mereka pun
pada dasarnya tidak berbeda antara satu
partai dengan partai lain, mewakili
kepentingan segelintirorang/minoritas yaitu
kelompok berpunya (pemilik modal). Kalau
pun ada bedanya, bukanlah soal yang
mendasar, yaitu penolakan terhadap sistem
ekonomi kapitalisme yang menindas rakyat
(walaupun bisa saja ada anggotanya yang
anti kapitalisme dan pro terhadap gerakan
dan perjuangan buruh). Pertentangan diantara
partai-partai ini lebih didasarkan karena
mereka ingin kelompok merekalah yang
menang pemilu, menang di parlemen (DPR/
DPRD), menang di pemilihan presiden dan
menguasai pemerintahan. Sehingga nantinya,
kelompok mereka lah yang akan menikmati
hasilnya (menumpuk kekayaan dan modal).
Sementara kaum buruh dan mayoritas rakyat
tidak mengalami perubahan apa-apa.
Sementara partai klas buruh, kepentingan
sejatinya tidak memiliki kepentingan berbeda
dengan kepentingan sejati klas buruh dan
mayoritas rakyat. Kepentingan sejati klas
buruh dan mayoritas rakyat (terlepas apakah
buruh dan mayoritas rakyat sudah sadar atau
belum) adalah menghapuskan penindasan
yang dialaminya, dimana akarnya justru ada
pada sistem ekonomi kapitalisme (sistem
ekonomi setan uang dalam bahasa jaman
pergerakan kemerdekaan). Perjuangan tahap
pertama yang harus dilalui adalah merebut
kekuasaan negara dari kekuasaan klas
berkuasa saat ini (klas pemilik modal). Inilah
tahapan untuk menghapuskan penindasan
dan ketidakadilan di masyarakat. Lewat
negara yang dikuasai inilah, secara pasti
perubahan sistem ekonomi dilakukan,
menjadi ekonomi yang berkeadilan bagi
rakyat banyak. Jika pergantian kekuasaan
sebelumnya (dariSoeharto- SBY), selalu
kelompok minoritas lah yang menguasai
negara, maka partai klas buruh bercita-cita
menaikkan kaum mayoritas: kaum buruh dan
rakyat jelata menjadi penguasa negeri.
Bentuk-bentuk perjuangan politik dari klas
buruh bisa bermacam-macam: dari mulai
demonstrasi massa dan pemogokan politik
(merubah kebijakan pemerintah, termasuk
kebijakan ekonomi), membentuk partai politik,
ikut pemilu dan menempatkan pejuang-
pejuangnya di parlemen secara damai, hingga
perjuangan jalanan menumbangkan
kekuasaan. Sekali lagi yang harus diingat,
perjuangan ekonomi dan perjuangan politik
harus dilakukan beriringan. Oleh karenanya,
partai politik klas buruh haruslah memiliki
hubungan yang erat dengan serikat-serikat
buruh–baik yang progresif (merah) atau yang
radikal reformis, bahkan dengan serikat-
serikat buruh yang menjadi kaki tangan
pengusaha/penguasa sekalipun. Karena pada
dasarnya karakter-karakter dari serikat buruh
yang disebutkan diatas lebih pada pengaruh
dari pimpinan-pimpinan serikat buruh
tersebut. Sementara di massa, seringkali jauh
lebih maju kesadaran dan keinginan untuk
berjuangnya.
Situasi Perjuangan Klas Buruh Saat Ini dan
Tugas Mendesaknya
Disadari bahwa mayoritas klas buruh bahkan
yang sudah berserikat sekalipun dan sudah
terlibat dalam berbagai perjuangan menuntut
kesejahteraan, terlibat dalam pemogokan,
belum memiliki kesadaran politik untuk
berkuasa dan menghapuskan sistem
kapitalisme. Mayoritas klas buruh belum
menyadari bahwa selain serikat buruh,
mereka membutuhkan partai politik klas
untuk meraih cita-cita perjuangan politik klas
buruh: “Buruh Berkuasa, Rakyat Sejahtera!”
Tetapi disisi lain, terdapat fakta bahwa di
kalangan pejuang-pejuang buruh,
sebagiannya duduk menjadi pimpinan-
pimpinan serikat buruh, sudah menyadari
akan kebutuhan ini. Hanya saja, usaha-usaha
serius untuk membangun sebuah kekuatan
politik klas buruh (partai politik klas buruh),
tidak dilakukan secara serius. Mayoritas
pejuang buruh yang sadar akan hal ini pun
larut pada pekerjaan hanya membangun
perjuangan serikat buruhnya. Tetapi,
sentuhan-sentuhan politik dalam perjuangan
ekonomi yang dilakukan (mogok lokal, mogok
nasional, menuntut penghapusan outsourcing
dan kontrak, menuntut jaminan sosial,
menolak RUU Kamnas dan RUU Ormas,
persatuan dan solidaritas sesama buruh/antar
serikat, bahkan mendukung calon-calon
dalam pilkada ataupun taktik menitipkan
calon mereka ke parpol dalam pemilu 2014
dan lain sebagainya) sebenarnya memberikan
lahan luas untuk mendorong maju gerakan
buruh dari gerakan serikat buruh menjadi
sebuah gerakan politik untuk membangun
sebuah partai politik klas buruh. Pekerjaan ini
tidak dapat ditunda-tunda lagi.
Pembangunan partai politik klas buruh tentu
saja pengerjaannya tidak seperti yang
dilakukan seperti “partai-partai buruh” yang
pernah dibentuk, yang tujuannya tak lebih
dari sekedar dapat ikut serta pemilu, dan
dapat ikut serta berkuasa (baca: menikmati
kekuasaan bersama kelas penindas lainnya)
dan bukan untuk menaikkan klas buruh
menjadi berkuasa dan menghapuskan sistem
ekonomi kapitalisme.
Organisasi politik klas buruh (partai klas
buruh) haruslah dibentuk bukan oleh
segelintir elit pimpinan serikat buruh yang
berkumpul, berkongres dan membentuk
partai. Melainkan harus dibangun dari
kesadaran gerakan perjuangan klas buruh
saat ini. Artinya, para pejuang buruh dan
buruh-buruh maju/sadar, dari serikat
manapun yang telah memiliki kesadaran akan
pentingnya membangun sebuah partai politik
klas buruh harus mulai berkumpul,
mendiskusikan secara bersama bagaimana
membangun organisasi politik ini dan
mengembangkannya secara luas kepada
anggota-anggota serikatnya yang paling aktif.
Persatuan klas buruh harus ditingkatkan dari
persatuan perjuangan serikat buruh menjadi
persatuan perjuangan untuk membangun
partai politik klas buruh.
Situasi terakhir, terdapat debat di kalangan
kawan-kawan pimpinan serikat buruh atas
dukung atau tidak mendukung calon yang
dianggap berpihak kepada kaum buruh
terutama di Bekasi, terkait pemilihan
Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat.
Kedepan menghadapi pemilu 2014, pastinya
banyak debat soal memasukkan atau tidak
memasukkan pimpinan-pimpinan serikat
buruh ke partai-parti politik yang ada untuk
menjadi anggota DPR/DPRD. Semuanya ini
akan sangat berguna jika saja kita sudah
memiliki sebuah organisasi politik, sehingga
akan ada kesatuan tindakan, dan manfaat
yang lebih jauh bagi gerakan atas pilihan-
pilihan ini. Oleh karena terlepas dari debat
diatas, kenyataan ini semakin menunjukkan
bahwa pembangunan sebuah partai politik
klas buruh harus segera dilakukan. Seluruh
pejuang-pejuang buruh dan pejuang rakyat
lainnya yang tersebar di berbagai serikat
buruh dan organisasi rakyat di masing-
masing kota harus segera bertemu
merumuskan bagaimana mengawali langkah
pembangunan partai politik klas buruh ini.
Pernah diterbitkan dalam “Kibar Juang” edisi
Sabtu, 25 April 2015
sukristiawan.com:Sejarah hari buruh 1 Mei
Hari Buruh
Pawai Hari Buruh 1 Mei 2003 di Jakarta
Hari Buruh pada umumnya dirayakan pada
tanggal 1 Mei , dan dikenal dengan sebutan May
Day . Hari buruh ini adalah sebuah hari libur (di
beberapa negara) tahunan yang berawal dari
usaha gerakan serikat buruh untuk merayakan
keberhasilan ekonomi dan sosial para buruh .
Sejarah Hari Buruh
May Day lahir dari berbagai rentetan perjuangan
kelas pekerja untuk meraih kendali ekonomi-
politis hak-hak industrial. Perkembangan
kapitalisme industri di awal abad 19
menandakan perubahan drastis ekonomi-politik,
terutama di negara-negara kapitalis di Eropa
Barat dan Amerika Serikat . Pengetatan disiplin
dan pengintensifan jam kerja, minimnya upah,
dan buruknya kondisi kerja di tingkatan pabrik,
melahirkan perlawanan dari kalangan kelas
pekerja.
Pemogokan pertama kelas pekerja Amerika
Serikat terjadi pada tahun 1806 oleh pekerja
Cordwainers. Pemogokan ini membawa para
pengorganisirnya ke meja pengadilan dan juga
mengangkat fakta bahwa kelas pekerja di era
tersebut bekerja dari 19 sampai 20 jam
seharinya. Sejak saat itu, perjuangan untuk
menuntut direduksinya jam kerja menjadi
agenda bersama kelas pekerja di Amerika
Serikat.
Ada dua orang yang dianggap telah
menyumbangkan gagasan untuk menghormati
para pekerja, Peter McGuire dan Matthew
Maguire , seorang pekerja mesin dari Paterson ,
New Jersey . Pada tahun 1872 , McGuire dan
100.000 pekerja melakukan aksi mogok untuk
menuntut mengurangan jam kerja. McGuire lalu
melanjutkan dengan berbicara dengan para
pekerja and para pengangguran, melobi
pemerintah kota untuk menyediakan pekerjaan
dan uang lembur. McGuire menjadi terkenal
dengan sebutan "pengganggu ketenangan
masyarakat".
Pada tahun 1881 , McGuire pindah ke St. Louis ,
Missouri dan memulai untuk mengorganisasi
para tukang kayu. Akhirnya didirikanlah sebuah
persatuan yang terdiri atas tukang kayu di
Chicago , dengan McGuire sebagai Sekretaris
Umum dari "United Brotherhood of Carpenters
and Joiners of America". Ide untuk
mengorganisasikan pekerja menurut bidang
keahlian mereka kemudian merebak ke seluruh
negara. McGuire dan para pekerja di kota-kota
lain merencanakan hari libur untuk Para pekerja
di setiap Senin Pertama Bulan September di
antara Hari Kemerdekaan dan hari Pengucapan
Syukur.
Pada tanggal 5 September 1882, parade Hari
Buruh pertama diadakan di kota New York
dengan peserta 20.000 orang yang membawa
spanduk bertulisan 8 jam kerja, 8 jam istirahat,
8 jam rekreasi. Maguire dan McGuire
memainkan peran penting dalam
menyelenggarakan parade ini. Dalam tahun-
tahun berikutnya, gagasan ini menyebar dan
semua negara bagian merayakannya.
Pada 1887 , Oregon menjadi negara bagian
pertama yang menjadikannya hari libur umum.
Pada 1894 . Presider Grover Cleveland
menandatangani sebuah undang-undang yang
menjadikan minggu pertama bulan September
hari libur umum resmi nasional.
Kongres Internasional Pertama diselenggarakan
pada September 1866 di Jenewa , Swiss, dihadiri
berbagai elemen organisasi pekerja belahan
dunia. Kongres ini menetapkan sebuah tuntutan
mereduksi jam kerja menjadi delapan jam
sehari, yang sebelumnya (masih pada tahun
sama) telah dilakukan National Labour Union di
AS: Sebagaimana batasan-batasan ini mewakili
tuntutan umum kelas pekerja Amerika Serikat,
maka kongres mengubah tuntutan ini menjadi
landasan umum kelas pekerja seluruh dunia.
Satu Mei ditetapkan sebagai hari perjuangan
kelas pekerja dunia pada Konggres 1886 oleh
Federation of Organized Trades and Labor
Unions untuk, selain memberikan momen
tuntutan delapan jam sehari, memberikan
semangat baru perjuangan kelas pekerja yang
mencapai titik masif di era tersebut. Tanggal 1
Mei dipilih karena pada 1884 Federation of
Organized Trades and Labor Unions , yang
terinspirasi oleh kesuksesan aksi buruh di
Kanada 1872 [1] , menuntut delapan jam kerja di
Amerika Serikat dan diberlakukan mulai 1 Mei
1886 .
Artikel utama Kerusuhan Haymarket
Peristiwa Haymarket, Polisi menembaki para
demonstran disusul dengan perlawanan dari
kaum buruh.
Pada tanggal 1 Mei tahun 1886 , sekitar 400.000
buruh di Amerika Serikat mengadakan
demonstrasi besar-besaran untuk menuntut
pengurangan jam kerja mereka menjadi 8 jam
sehari. Aksi ini berlangsung selama 4 hari sejak
tanggal 1 Mei.
Pada tanggal 4 Mei 1886 . Para Demonstran
melakukan pawai besar-besaran, Polisi Amerika
kemudian menembaki para demonstran tersebut
sehingga ratusan orang tewas dan para
pemimpinnya ditangkap kemudian dihukum
mati, para buruh yang meninggal dikenal
sebagai martir . Sebelum peristiwa 1 Mei itu, di
berbagai negara, juga terjadi pemogokan-
pemogokan buruh untuk menuntut perlakukan
yang lebih adil dari para pemilik modal.
Pada bulan Juli 1889, Kongres Sosialis Dunia
yang diselenggarakan di Paris menetapkan
peristiwa di AS tanggal 1 Mei itu sebagai hari
buruh sedunia dan mengeluarkan resolusi
berisi:
Sebuah aksi internasional besar harus
diorganisir pada satu hari tertentu dimana
semua negara dan kota-kota pada waktu
yang bersamaan, pada satu hari yang
disepakati bersama, semua buruh menuntut
agar pemerintah secara legal mengurangi
jam kerja menjadi 8 jam per hari, dan
melaksanakan semua hasil Kongres Buruh
Internasional Perancis.
Resolusi ini mendapat sambutan yang hangat
dari berbagai negara dan sejak tahun 1890,
tanggal 1 Mei, yang diistilahkan dengan May
Day , diperingati oleh kaum buruh di berbagai
negara, meskipun mendapat tekanan keras dari
pemerintah mereka.
Hari buruh di Indonesia
Jurnalis Juga Buruh, 1 Mei 2007 di Jakarta
Indonesia pada tahun 1920 juga mulai
memperingati hari Buruh tanggal 1 Mei ini.
Ibarruri Aidit (putri sulung D.N. Aidit) sewaktu
kecil bersama ibunya pernah menghadiri
peringatan Hari Buruh Internasional di Uni
Sovyet, sesudah dewasa menghadiri pula
peringatan Hari Buruh Internasional 1 Mei 1970
di Lapangan Tian An Men RRC pada peringatan
tersebut menurut dia hadir juga Mao Zedong,
Pangeran Sihanouk dengan istrinya Ratu
Monique, Perdana Menteri Kamboja Pennut, Lin
Biao (orang kedua Partai Komunis Tiongkok)
dan pemimpin Partai Komunis Birma Thaksin B
Tan Tein. [2]
Tapi sejak masa pemerintahan Orde Baru hari
Buruh tidak lagi diperingati di Indonesia, dan
sejak itu, 1 Mei bukan lagi merupakan hari libur
untuk memperingati peranan buruh dalam
masyarakat dan ekonomi. Ini disebabkan karena
gerakan buruh dihubungkan dengan gerakan
dan paham komunis yang sejak kejadian G30S
pada 1965 ditabukan di Indonesia.
Semasa Soeharto berkuasa, aksi untuk
peringatan May Day masuk kategori aktivitas
subversif , karena May Day selalu dikonotasikan
dengan ideologi komunis . Konotasi ini jelas
tidak pas, karena mayoritas negara-negara di
dunia ini (yang sebagian besar menganut
ideologi nonkomunis, bahkan juga yang
menganut prinsip antikomunis), menetapkan
tanggal 1 Mei sebagai Labour Day dan
menjadikannya sebagai hari libur nasional.
Setelah era Orde Baru berakhir, walaupun bukan
hari libur, setiap tanggal 1 Mei kembali marak
dirayakan oleh buruh di Indonesia dengan
demonstrasi di berbagai kota.
Kekhawatiran bahwa gerakan massa buruh yang
dimobilisasi setiap tanggal 1 Mei membuahkan
kerusuhan, ternyata tidak pernah terbukti. Sejak
peringatan May Day tahun 1999 hingga 2006
tidak pernah ada tindakan destruktif yang
dilakukan oleh gerakan massa buruh yang
masuk kategori "membahayakan ketertiban
umum". Yang terjadi malahan tindakan represif
aparat keamanan terhadap kaum buruh, karena
mereka masih berpedoman pada paradigma
lama yang menganggap peringatan May Day
adalah subversif dan didalangi gerakan
komunis.
Aksi May Day 2006 terjadi di berbagai kota di
Indonesia, seperti di Jakarta , Lampung ,
Makassar, Malang , Surabaya, Medan , Denpasar ,
Bandung , Semarang, Samarinda , Manado , dan
Batam .
Di Jakarta unjuk rasa puluhan ribu buruh
terkonsentrasi di beberapa titik seperti Bundaran
HI dan Parkir Timur Senayan , dengan sasaran
utama adalah Gedung MPR/DPR di Jalan Gatot
Subroto dan Istana Negara atau Istana
Kepresidenan. Selain itu, lebih dari 2.000 buruh
juga beraksi di Kantor Wali Kota Jakarta Utara.
Buruh yang tergabung dalam aksi di Jakarta
datang dari sejumlah kawasan industri di
Jakarta, Bogor , Depok , Tangerang, dan Bekasi
(Jabodetabek) yang tergabung dalam berbagai
serikat atau organisasi buruh. Mereka menolak
revisi Undang-undang Nomor 13 tahun 2003
tentang Ketenagakerjaan yang banyak
merugikan kalangan buruh. [3]
Pawai Hari Buruh 1 Mei 2007 di Jakarta
Di Jakarta, ribuan buruh, mahasiswa, organisasi
kepemudaan, dan masyarakat turun ke jalan.
Berbagai titik di Jakarta dipenuhi para
pengunjuk rasa, seperti Kawasan Istana
Merdeka, Gedung MPR-DPR-DPD, Gedung Balai
Kota dan DPRD DKI, Gedung Depnaker dan
Disnaker DKI, serta Bundaran Hotel Indonesia.
Di Yogyakarta, ratusan mahasiswa dan buruh
dari berbagai elemen memenuhi Kota
Yogyakarta. Simpang empat Tugu Yogya
dijadikan titik awal pergerakan. Buruh dan
mahasiswa berangkat dari titik simpul Tugu
Yogya menuju depan Kantor Pos Yogyakarta. Di
Solo , aksi dimulai dari Perempatan Panggung
yang dilanjutkan dengan berjalan kaki menuju
Bundaran Gladag sejauh 3 km untuk menggelar
orasi lalu berbelok menuju Balaikota Surakarta
yang terletak beberapa ratus meter dari Gladag.
Aksi serupa juga digelar oleh dua ratusan buruh
di Sukoharjo. Massa aksi tersebut mendatangi
Kantor Bupati dan Kantor DPRD Sukoharjo. Di
Bandung , para buruh melakukan aksi di Gedung
Sate dan bergerak menuju Polda Jawa Barat
dan kantor Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi (Dinaskertrans) Jawa Barat. Di
Serang , ruas jalan menuju Pandeglang, Banten,
lumpuh sejak pukul 10.00 WIB. Sekitar 10.000
buruh yang tumplek di depan Gedung DPRD
Banten memblokir Jalan Palima. Di Semarang,
ribuan buruh berunjuk rasa secara
bergelombang sejak pukul 10.00 WIB.
Mengambil start di depan Masjid Baiturrahman
di Kawasan Simpang Lima, Kampus Undip
Pleburan, dan Bundaran Air Mancur di Jalan
Pahlawan, lalu menuju gedung DPRD Jawa
Tengah. Sekitar 2 ribu buruh di kota Makassar
mengawali aksinya dengan berkumpul di
simpang Tol Reformasi. Dari tempat tersebut,
mereka kemudian berjalan kaki menuju kantor
Gubernur Sulsel Jl Urip Sumoharjo. Di kota
Palembang , aksi buruh dipusatkan di lapangan
Monumen Perjuangan Rakyat (Monpera). Di
Sidoarjo, ratusan buruh yang melakukan aksi di
Gedung DPRD Sidoarjo, Jawa Timur. Ribuan
buruh di Pekalongan melakukan demo
mengelilingi Kota Pekalongan. Aksi dimulai dari
Alun-alun Pekauman Kota Pekalongan,
melewati jalur pantura di Jalan Hayam Wuruk,
dan berakhir di halaman Gedung DPRD Kota
Pekalongan. Longmarch dilakukan sepanjang
sekitar enam kilometer. Di Medan , sekitar 5 ribu
buruh mendatangi DPRD Sumut dan Pengadilan
Negeri Medan.
Pawai Hari Buruh 1 Mei 2008 di Jakarta
Sekitar 20 ribu buruh melakukan aksi
longmarch menuju Istana Negara pada
peringatan May Day 2008 di Jakarta. Mereka
berkumpul sejak pukul 10 pagi di Bundaran
Hotel Indonesia .
Sementara itu 187 aktivis Jaringan Anti
Otoritarian dihadang dan ditangkap dengan
tindakan represif oleh personel Polres Jakarta
Selatan seusai demonstrasi di depan Wisma
Bakrie, saat hendak bergabung menuju
bundaran HI [4] . Di Depok, 5 truk rombongan
buruh yang hendak menuju Jakarta ditahan
personel Polres Depok. Di Medan, polisi
melarang aksi demonstrasi dengan alasan hari
raya Kenaikan Isa Almasih . Aksi buruh di
Yogyakarta juga dihadang Forum Anti Komunis
Indonesia. [5]
Aksi ini dilakukan oleh pelbagai organisasi
buruh yang tergabung Aliansi Buruh Menggugat
dan Front Perjuangan Rakyat , serta diikuti
berbagai serikat buruh dan organisasi lain,
seperti Aliansi Jurnalis Independen (AJI)
Jakarta, Buruh Putri Indonesia, Kesatuan Alinasi
Serikat Buruh Independen (KASBI), Serikat
Pekerja Carrefour Indonesia, Serikat Buruh
Jabotabek (SBJ), komunitas waria, organ-organ
mahasiswa dan lain sebagainya. [6]
Pawai Hari Buruh 2009 di Jakarta
Belasan ribu buruh, aktivis dan mahasiswa dari
berbagai elemen dan organisasi memperingati
Hari Buruh Sedunia dengan melakukan aksi
longmarch dari Bundaran HI menuju Istana
Negara, Jakarta. Aksi ini tergabung dalam dua
organisasi payung, Front Perjuangan Rakyat
(FPR) dan Aliansi Buruh Menggugat (ABM).
Ribuan buruh yang tergabung dalam ABM,
tertahan dan dihadang oleh ratusan aparat
kepolisian sekitar 500 meter dari Istana. [7]
Bertepatan dengan Hari Buruh Internasional,
ribuan pengunjuk rasa melakukan unjuk rasa di
Bundaran Hotel Indonesia di Jalan M.H.
Thamrin, Jakarta Pusat. Dari Bundaran HI,
mereka kemudian bergerak ke depan Istana
Negara . [8] . Mereka menuntut akan jaminan
sosial bagi buruh. Kalangan buruh menganggap
penerapan jaminan sosial saat ini masih
diskriminatif, terbatas, dan berorientasi
keuntungan. [9]
Di depan Istana, sempat terjadi kericuhan yang
berlangsung sekitar 15 menit pada pukul 14.00
WIB. Petugas kepolisian mengamankan dua
orang pengunjuk rasa untuk dimintai
keterangan. Menurut Kadiv Humas Polri, Irjen
Pol Edward Aritonang , kedua demonstran
tersebut berasal dari salah satu lembaga
antikorupsi, KAPAK (Komite Aksi Pemuda Anti
Korupsi). Setelah insiden itu, secara umum
kondisi aksi unjuk rasa berjalan kondusif
kembali hingga selesainya aksi pada pukul
16.00 WIB. [10]
Ribuan buruh Indonesia merayakan Hari Buruh
Internasional atau May Day, Minggu (01/05) di
Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta. Mereka
menyerukan adanya kepastian jaminan sosial
bagi para buruh di Indonesia sambil
meneriakkan yel-yel perjuangan eperti "Hidup
Buruh" dan "Berikan Hak-Hak Buruh," serta
mereka berpawai menuju Istana Negara. [11]
Kapolda Metro Jaya, Irjen Polisi DR. Untung
S.Rajab, Kamis 3 Mei 2012 menerima sejumlah
tokoh serikat buruh yang terlibat langsung
pengerakan aksi demo besar-besaran di ibukota
Jakarta menyambut May Day 2012 atau Hari
Buruh Internasional. Tokoh buruh yang
menemui Kapolda, diantaranya ketua aksi dan
koordinator Lapangan. Kemudian mereka
bersama Kapolda memberi keterangan pers.
Bari Silitonga selaku ketua aksi pada peringatan
Hari Buruh Internasioanl itu kepada wartawan
mengatakan, kedatangan mereka menemui
Kapolda Metro Jaya untuk memberi apresiasi
positif kepada Polda Metro Jaya dan jajarannya
yang telah mengawal aksi demo buruh pada
Sesala 1 Mei 2012, sehingga aksi buruh dapat
berjalan lancar, tertib dan aman, tanpa
mendapat gangguan sampai selesai.
Meskipun tuntutan serikat buruh hanya
sebagaian kecil mendapat tanggapan positif dari
Pemerintah, kami buruh merasa perlu memberi
apresiasi kepada jajaran Polda Metro Jaya yang
telah mengamankan aksi demo buruh sejak
awal hingga selesai pada 1 Mei 2012. Mengenai
tuntutan buruh yang belum tercapai, itu akan
terus diperjuangkan buruh dan tidak akan
pernah berhenti, kata Bari Silitonga.
Kedatangan sejumlah tokoh buruh ini, disambut
gembira oleh Kapolda Metro Jaya, Irjen Polisi
DR.Untung S.Rajab. Kepada wartawan
dikatakannya, jajaran Polda Metro Jaya juga
memberi apresiasi dan sangat berterima kasih
kepada seluruh anggota serikat buruh, dimana
selama melakukan aksi demonya pada May Day
2012 tetap tertib dan tidak melanggar hukum.
Menurut Irjen Polisi DR.Untung S.Rajab, buruh
maupun serikat buruh telah menunjukkan
kepada masyarakat suatu contoh positif, bahwa
untuk menyampaikan aspirasi melalui aksi
demo dapat dilakukan secara tertib dan damai.
Buruh telah memberi contoh, meskipun massa
yang diturunkan puluhan ribu, aksi demo
mereka tidak mengganggung keamanan dan
ketertiban masyarakat.
“Aksi buruh 1 Mei kemarin merupakan bukti,
bahwa aksi demo tidak identik dengan
kerusuhan. Saya selaku pimpinan Polda Metro
Jaya pada berterima kasih dan member
apresiasi kepada buruh. Saya juga berterima
kasih dan member apresiasi kepada mahasiswa
yang pada hari buruh internasional kemarin ikut
melakukan aksi demo, tapi tetap tertib”, kata
Kapolda Metro.
Lebih lanjut Kapolda Metro Jaya mengatakan,
bahwa buruh yang tergabung diberbagai serikat
buruh adalah aset negara. Mereka patut dihargai
dan berhak mendapat pelayanan yang baik dari
pemerintah, termasuk dari kepolisian. Oleh
karena itu, jajaran kepolisian pada peringatan
hari buruh kemarin mengawal aksi demo buruh
agar tidak mendapat gangguan dari pihak luar,
dan kerjasama buruh dengan Polri pada May
Day 2012 cukup baik. Apa yang telah
diperlihatan buruh melalui aksi demonya, patut
dicontoh, karena aksi demo tidak identik
dengan kekerasan atau kerusuham. (hais/m).
Pemerintah akan menjadikan Hari Buruh
Internasional yang diperingati setiap 1 Mei
sebagai hari libur nasional. Menurut rencana,
hal itu akan dimulai pada 2014. [12]
Referensi
1. ^ The History of May Day
2. ^ http://www.mediabersama.com/
index.php?
option=com_content&view=article&id=2100:
lawatan-ibarruri-terhempas-dari-negeri-
sendiri-karena-mewarisi-nama-besar-yang-
dikutuk-orde-
baru&catid=934:kisah&Itemid=147 Lawatan
Ibarruri
3. ^ Aksi Unjuk Rasa Berlangsung Tertib -
Kapanlagi.
4. ^ Ratusan Demonstran di Wisma Bakrie
Ditangkap - Berita VHR News
5. ^ Aksi May Day Dihadang Polisi & FAKI -
Berita VHR News
6. ^ May Day 2008 di Jakarta
7. ^ May Day 2009
8. ^ Ribuan Buruh Memadati Bundaran HI ,
Liputan6
9. ^ Hari ini ribuan buruh tuntut jaminan
sosial
10. ^ Hari Buruh Berlangsung Damai ,
Republika Online
11. ^ Demonstrasi hari buruh di Jakarta
12. ^ Hari Buruh, 1 Mei Akan Jadi Libur
Nasional , Kompas
Pranala luar
(Indonesia) Aksi Damai Sambut Hari Buruh
Internasional , Tempo 1 Mei 2005
(Indonesia) Hari Buruh Marak Dirayakan di
Berbagai Negara , Kompas 2 Mei 2005
(Indonesia) Aksi Hari Buruh Internasional ,
Indymedia Jakarta
(Indonesia) Fobia Hari Buruh
(Inggris) May Day 2006
(Inggris) Euro May Day
(Inggris) Galeri foto May Day 2006
(Indonesia) Blog May Day 2007
(Inggris) May Day 2007 - National
Mobilization to Support Immigrant Workers!
(Indonesia) Berita dan Foto May Day 2007 ,
Indymedia Jakarta
(Indonesia) Berita dan Foto May Day 2008 ,
Indymedia Jakarta
(Indonesia) Berita dan Foto May Day 2009 ,
Indymedia Jakarta
(Indonesia) Peristiwa Hari Buruh 1/5/2010 ,
Antara Foto
Baca dalam bahasa lain
Rabu, 22 April 2015
sukristiawan.com:Bolivia Merdeka darivBank dunia Dan IMF
Bolivia Merdeka Dari Bank Dunia Dan IMF
22 April 2015 | 2:21 WIB | 316 Views
Pemberontakan rakyat Bolivia pada tahun 2000
melawan korporasi multinasional, Bechtel,
menempatkan isu privatisasi air dan kebijakan
Bank Dunia dalam sorotan dunia internasional.
Utang Dan Penghematan
Selama 60 terakhir, beberapa perlawanan besar
rakyat Bolivia menarget kebijakan ekonomi yang
merusak yang dipaksakan oleh Bank Dunia dan
Dana Moneter Internasional (IMF).
Sebagian besar perlawanan ini fokus pada
penentangan terhadap kebijakan privatisasi dan
langkah-langkah penghematan, seperti
pemotongan belanja publik, dekrit privatisasi,
pemangkasan upah, dan pelemahan hak-hak
buruh lainnya.
Ketergantungan ekonomi Bolivia pada IMF dan
Bank Dunia meningkat di tahun 1970-an, ketika
negeri ini terjebak dalam utang massif untuk
mendanai modernisasi industri pertambangan
dan industri pertanian berorientasi ekspor, dan
karena itu, bisa memenuhi kebutuhan bahan
baku negara-negara utara dan memperkaya
segelintir perusahaan transnasional di sektor
tersebut.
Secara bertahap, reformasi yang didorong oleh
IMF menjadi modus operandi bagi elit Bolivia:
ketika kelas atas Bolivia tidak menderita akibat
langkah penghematan yang didorong oleh IMF,
mereka hanya punya sedikit simpati terhadap
korban kebijakan tersebut.
Pada pertengahan 1980an, Bolivia mengalami
krisis utang parah setelah gelombang modal
asing, terutama dari Bank swasta internasional,
untuk daur ulang petrodolar akibat kejatuhan
harga minyak dunia pada tahun 1973-1974.
Antara tahun 1971 hingga 1981, Boliviar
mendapat lebih dari 3 milyar USD melalui utang
luar negeri. Sekali berutang, pemerintah Bolivia
mendongak kepada IMF untuk mendapat bantuan
berupa pinjaman segar, dengan ketentuan mereka
harus melakukan penghematan fiskal supaya
mereka bisa membayar kembali utangnya kepada
kreditur swasta.
Bukannya berurusan dengan krisis pembayaran
jangka pendek, IMF memaksa pemerintah Bolivia
mengalihkan semua dana pemerintah dari
program sosial, yang berdampak buruk terhadap
pekerja berpendapatan rendah yang sangat
bergantung pada pelayanan publik.
“Pinjaman IMF dimaksudkan untuk mengurangi
defisit fiskal melalui pemotongan anggaran, yang
berujung pada pemangkasan belanja sosial,” kata
Patricia Miranda LSM Fundación Jubileo yang
berbasis di Bolivia kepada teleSUR .
Di Bolivia, dampak langsung kebijakan IMF selalu
jatuh di pundak rakyat pedesan dan pekerja di
kota, akibat dari keputusan pemerintah
menerapkan tuntutan IMF, seperti menaikkan
pajak pendapatan pada pekerja berpendapatan
rendah.
“Kenaikan pajak pendapatan tanpa proposal
reformasi alternatif menyebabkan krisis sosial
terbesar di negeri ini yang pernah disaksikan,”
tambah Miranda.
Hal ini ditambah lagi dengan privatisasi BUMN
dan sumber daya alam, seperti gas dan air,
sepanjang tahun 1990-an hingga awal 2000-an
memicu pemberontakan rakyat yang menantang
langsung legitimasi IMF dan Bank Dunia.
Perang Air Chocabamba
Di tahun 2000, Bank Dunia mendorong
pemerintah Bolivia menjual sistim layanan air
umum Chocabamba kepada perusahaan Bechtel.
Kesepakatan ini, yang dinegosiasikan di balik
pintu tertutup antara Bank Dunia dan perwakilan
perusahaan Bechtel, menjamin kontrol
perusahaan ini terhadap perusahaan air minum
kota selama 40 tahun, yang memungkinkan
mereka menikmati keuntungan sebesar 16 persen
setiap tahunnya.
Akibat kontrak dengan Bechtel itu, tagihan air per
bulan meroket sebesar 43 persen untuk keluarga
berpendapatan rendah. Protes publik dan
perlawanan mulai terjadi begitu kebijakan ini
diambil, yang memaksa pemerintah Bolivia
membatalkan kontrak dengan Bechtel.
Kemenangan ini dianggap sebagai kemenangan
pertama gerakan rakyat setelah 15 tahun
kebijakan Washington Consensus dengan
kebijakan penyesuaian strukturalnya.
‘Perang air Chocabamba’ pada tahun 2000 itu
menyatukan rakyat miskin perkotaan, pedesaan,
mestizo, dan masyarakat adat, yang kemudian
berujung pada kemenangan elektoral bagi
Gerakan Untuk Sosialisme (MAS) dan terpilihnya
Evo Morales sebagai Presiden.
Era Baru
Lebih dari 15 tahun kemudian, hubungan Bolivia
dengan IMF dan Bank Dunia berubah drastis,
dimana Bolivia tidak lagi menjadi subjek dari
pemaksaan kebijakan oleh kedua lembaga
tersebut.
Sejak terpilihnya Evo Morales sebagai Presiden di
tahun 2005, pemerintah membuat panduan baru
untuk melindungi ekonomi Bolivia dari para
rentenir predator, seperti IMF dan Bank Dunia.
Pemerintahan Morales mempertahankan tata-
kelola ekonomi otonom sebagai komponen utama
kebijakannya untuk memperbesar landasan
politiknya. Karena, itu dimaksudkan untuk
memastikan bahwa bantuan keuangan eksternal
sesuai dengan tujuan pembangunan domestik
dan kebijakan fiskal pemerintah.
Di bawah Presiden Morales, manajemen resiko
bencana menjadi prioritas pemerintah Bolivia,
yang seringkali menjadi korban dampak
perubahan iklim—yang menyebabkan bencana
alam, meskipun Bolivia merupakan penyumbang
emisi karbon terkecil.
Akhir November tahun lalu, pemerintah Bolivia
mengesahkan UU manajemen resiko bencana,
menyusul dampak banjir pada awal 2014, yang
menyebabkan 50 orang meninggal, 411.500
orang korban, dan kerusakan besar yang ditaksir
mencapai 384 juta USD di provinsi Beni,
Chuquisaca, Cochabamba, Potosi, dan La Paz.
Yang mungkin sekilas tampak seperti kembali
pada kebijakan lama dalam upaya memperkuat
institusi manajemen bencana, pemerintah Bolivia
menyetujui pinjaman yang cukup besar pada
bulan Februari dengan Bank Dunia sebesar 200
juta USD untuk manajemen resiko perubahan
iklim dan bencana.
Akan tetapi, sebaimana dinyatakan oleh Miranda
dari Fundacion Jubileo , perjanjian pinjaman ini
memungkinkan kontrol eksekutif dan
administratif pemerintah dalam distribusi dan
alokasi pinjaman tersebut, yang menunjukkan
saat ini mengatur kedua pihak.
Meskipun karena adanya pinjaman baru itu,
utang keseluruhan Bolivia dengan Bank Dunia
turun dari 37 persen di tahun 2005 menjadi 9
persen di tahun 2014.
Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah
Bolivia telah berhasil mengurangi ketergantungan
pada IMF dan Bank Dunia melalui peningkatan
royalti pemerintah dari cadangan hidrokarbon
(sebuah kebijakan yang ditentang oleh IMF dan
Bank Dunia), yang memberi pemerintah
kemandirian fiskal yang memadai untuk
mempromosikan model ekonomi sendiri. Saat ini
negara merupakan penghasil kekayaan utama di
negeri ini.
Sejak Morales menempati kekuasaan di tahun
2005, pemerintah Bolivia telah berhasil
meningkatan produksi gas hidrokarbon dari 33
juta meter kubik menjadi 56 juta meter kubik
pada tahun 2013, yang telah mendorong
lompatan pendapatan dari hidrokarbon dari 9,8
persen di tahun 2005 menjadi 35 persen di tahun
2013. Hasilnya, sejak tahun 2006, belanja sosial
untuk kesehatan, pendidikan, pensiun dan
pengentasan kemiskinan telah meningkat lebih
dari 45 persen.
Namun, jika harga komoditas—termasuk gas—
terus jatuh, Bolivia kelihatannya diharuskan
mencari sumber-sumber penerimaan fiskal
alternatif untuk mempertahankan kemandirian
ekonominya dari institusi semacam IMF dan
Bank Dunia.
Di sisi lain, Bolivia masih bisa mengandalkan
tumpukan cadangan devisanya untuk
menghindari kemungkinan terburuk akibat
pinjaman dari Bank Dunia dan IMF.
Keberhasilan Bolivia dalam beberapa tahun
terakhir menunjukkan sebuah kemerdekaan baru
bagi sebuah negara, yang memungkinkan negara
bersangkutan menerapkan kebijakan sosial dan
ekonomi tanpa campur tangan dari IMF dan Bank
Dunia.
Selasa, 14 April 2015
sukristiaawan.com:Cara Membuat Banner Iklan Animasi / Bergerak Dengan Photoshop
Cara Membuat Banner Iklan Animasi / Bergerak Dengan Photoshop
POSTED BY ALI MUAKHOR POSTED ON MONDAY, JULY 07, 2014 WITH 33 COMMENTS
Iklan dalam sebuah banner di buat tentunya untuk menarik pengujung blog agar mengklik atau mengunjungi web yang di iklankan. Pada intinya banner memiliki bentuk file berupa flash, JPG, PNG bisa dalam bentuk gambar animasi yang bergerak ( GIF ) bisa hanya gambar biasa.
Pada kesempatan ini akan kita bahas bagaimana cara membuat banner dengan bentuk animasi atau gambar bergerak dengan mengunakan software Photoshop CS 3, bisa juga menggunakan Photoshop CS2. Untuk artikel kali ini akan kami berikan contoh gambar Banner Iklan Animasi / Bergerak format GIF di bawah ini. Untuk cara membuat gambar bisa dilihat di sini :
Link Banner
Gambar di atas terdiri dari tiga gambar yang di gabungkan menjadi satu, dari gambar di atas terlihat yang bergerak hanya tulisan Clik Here atau Klik Disini yang berkedip-kedip. Jika di pisah / di urai gambar di atas akan seperti di bawah ini :
Pada gambar bertuliskan honda 264x300 3, dan 264x300 1 memiliki ukuran dan bentuk yang sama, sementara untuk 264x300 2 berbeda dari kedua gambar inilah yang membuat gambar diatas berkedip, fungsi gambar 264x300 2 adalah untuk jeda. Lalu bagaimana gambar diatas bisa di gabung dengan bisa berkedip-kedip ikuti langkah berikut ini ;
Masuk ke Adobe Photoshop CS3 dan siapkan gambar yang akan di buat animasi.
Pada menu utama Adobe Photoshop klik File lalu Scripts lalu Load files into Stack . Untuk lebih jelasnya lihat ambar di bawah ini.
Selanjutnya akan muncul menu Load Layers, kemudian klik Browse dan pilih gambar yang sudah kita siapkan. Jika gambar sudah sesuai klik OK.
Selanjutnya klik pada menu Window sehingga muncul gambar yang akan di jadikan animasi, setelah itu klik Animation sehinga muncul menu Animation (frames) untuk lebih jelas lihat gambar bawah ini ;
Selanjutnya pada pojok kanan menu Animation (frames) klik pada bagian garis -garis cari dan klik menu Make Frames From Layers, setelah diklik akan muncul 3 gambar animasi yang akan kita buat pada menu Animation (frames).
Masih pada menu Animation (frames) klik pada bagian pojok kanan pada bagian yang bergaris -garis lalu klik menu Select All Frames, setelah diklik gambar animasi yang akan kita buat berubah warna pada back ground menjadi biru dan ada menu 1 Sec , menu Sec adalah menu yang berfungsi untuk mengatur waktu berkedip / jeda antara gambar satu dengan gambar berikutnya. Idelanya pilih 2-3 Sec / detik karena loading gambar tidak terlalu cepat. Proses selesai untuk melihat hasil bisa di klik play ( gambar segitiga ). Jika di rasa kurang cepat atau terlalu cepat bisa di ubah sesuai keinginan, caranya harus di Select All Frames terlebih dahulu.
Jika proses sudah selesa save gambar dalam bentuk GIF caranya klik pada menu home , lalu cari menu File klik Save For Web & Devices. Lihat gambar di bawah ini
Proses pembuatan animasi / gambar bergerak di atas bisa di kembangkan sendiri sesuai kebutuhan, kurang lebih caranya seperti penjelasan di atas, jika di rasa ada yang kurang jelas bisa di tanyakan di komentar. Untuk tutorial cara memasang baner / gambar iklan ke blog klik disini.
(Baca Cara Memotong Gambar Dengan Menggunakan Photoshop)
Untuk lebih jelasnya lihat video tutorialnya dibawah ini :
Alt/Text Gambar
Related articles
Cara Membuat Dan Memasang Favicon ke Blog
Cara Instal atau Menambahkan Font Baru Ke Windows 7
Cara Mengabungkan Beberapa Gambar Menjadi Satu Dengan Photosop
Cara Memotong Gambar Dengan Menggunakan Photoshop
Mengenal Menu Shape di Photoshop
Cara Membuat Display Picture Atau DP BBM Dengan Photoshop
Labels: PHOTOSHOP
Newer PostOlder PostHome
Link Banner
POPULAR POSTS
Cara Download dan Instal BBM untuk PC atau Laptop
Setelah resmi diluncurkan BBM versi Android, iOS, BBM juga resmi meluncurkan aplikasi chat BBM Beta untuk Nokia lumia kurang lebih satu p...
Cara Mengganti Password Wifi Hotspot Speedy
Bagi Anda pemilik usaha warnet atau cafe atau apapun usaha yang menawarkan internet wi-fi gratis bagi pelanggan Anda tentunya sangat seri...
Cara Menghilangkan Iklan Spam Yang Muncul di Browser dan Hosting Blog
Pada saat membuka hosting berbayar ataupun hosting gratisan ataupun pada saat membuka browser Anda mungkin pernah mengalami munculnya ik...
Cara Download Dan Instal Aplikasi BBM untuk Tablet Android
Tahun 2011 adalah era kemunculan Tablet terutama yang berbasis Android. Berbagai perusahaan perangkat mobil mengeluarkan versi tablet den...
Cara Menghapus atau Logout Akun Gmail di Smartphone dan Tablet Android
Smartphone atau tablet android pada umumnya sudah memiliki aplikasi Gmail , G+, walapun ada jenis smartphone yang tidak dilengkapi denga...
Link Banner
PATNER
DP BBM Lucu
Gamis Murah
Dunia Android
Mancing Mania
ENTRI POPULER
Cara Download dan Instal BBM untuk PC atau Laptop
Cara Mengganti Password Wifi Hotspot Speedy
Cara Menghilangkan Iklan Spam Yang Muncul di Browser dan Hosting Blog
Cara Download Dan Instal Aplikasi BBM untuk Tablet Android
Cara Mengganti DP dan Mengirim Gambar Pada BBM versi PC
Cara Menghentikan Obrolan Dengan Banyak Orang dibbm Android
Cara Download dan Instal Bluestacks Installer Secara Offline Untuk Windows 7/Vista/XP/8 & 8.1
Cara Menghapus atau Logout Akun Gmail di Smartphone dan Tablet Android
TAS KAMERA
Jual Tas Kamera | Tas Kamera SLR | Tas Kamera DSLR
Tas Kamera National Geographic Bahan Jeans - Tas Kamera National Geographic Bahan Jeans ini memiliki spec sama dengan tas kamera national geographic bahan kanvas hanya berbeda jenis bahan yang digun...
MOBIL RC
Jual RC Murah - Toko Mobil Remote Control
Mobil RC Touring Lamborghini Sesto Elemento - Lamborghini kembali meluncurkan edisi terbaru bernama Lamborghini Sesto Elemento, sport cars ini hanya di produksi sebanyak 20 buah di dunia dan sayangnya ...
DMCA.com Protection Status
FANS PAGES
Support
Rabu, 08 April 2015
sukristiawan.com: Kumpulan Beberapa Animasi Untuk Mempercantik Blog
Gede Sitdown Blog: Kumpulan Beberapa Animasi Untuk Mempercantik Blog: Kreasi | Informasi | Selamat malam sobat, kali ini saya akan share kumpulan beberapa animasi . Gunanya animasi ini tentu saja untuk mempe...
sukristiawan.com:sarekat islam
Sarekat Islam
Syarikat Islam (disingkat SI ) dahulu bernama
Sarekat Dagang Islam (disingkat SDI ) didirikan
pada tanggal 16 Oktober 1905 oleh Haji
Samanhudi SDI merupakan organisasi yang
pertama kali lahir di Indonesia, pada awalnya
Organisasi yang dibentuk oleh Haji Samanhudi
ini adalah perkumpulan pedagang-pedagang
Islam yang menentang masuknya pedagang
asing untuk menguasai komplar ekonomi rakyat
pada masa itu. Selanjutnya pada tahun 1912
berkat keadaan politik dan sosial pada masa
tersebut HOS Tjokroaminoto menggagas SDI
untuk mengubah nama dan bermetamorfosis
menjadi organisasi pergerakan yang hingga
sekarang disebut Syarikat Islam, Hos
Tjokroaminoto mengubah yuridiksi SDI lebih
luas yang dulunya hanya mencakupi
permasalahan ekonomi dan sosial. kearah
politik dan Agama untuk menyumbangkan
semangat perjuangan islam dalam semangat
juang rakyat terhadap kolonialisme dan
imperialisme pada masa tersebut.
Sejarah awal
Organisasi Sarekat Dagang Islam (SDI) pada
awalnya merupakan perkumpulan pedagang-
pedagang Islam. Organisasi ini dirintis oleh Haji
Samanhudi di Surakarta pada 16 Oktober 1905 ,
dengan tujuan awal untuk menghimpun para
pedagang pribumi Muslim (khususnya
pedagang batik) agar dapat bersaing dengan
pedagang-pedagang besar Tionghoa . Pada saat
itu, pedagang-pedagang keturunan Tionghoa
tersebut telah lebih maju usahanya dan
memiliki hak dan status yang lebih tinggi dari
pada penduduk Hindia Belanda lainnya.
Kebijakan yang sengaja diciptakan oleh
pemerintah Hindia -Belanda tersebut kemudian
menimbulkan perubahan sosial karena
timbulnya kesadaran di antara kaum pribumi
yang biasa disebut sebagai Inlanders.
SDI merupakan organisasi ekonomi yang
berdasarkan pada agama Islam dan
perekonomian rakyat sebagai dasar
penggeraknya. Di bawah pimpinan H.
Samanhudi, perkumpulan ini berkembang pesat
hingga menjadi perkumpulan yang
berpengaruh. R.M. Tirtoadisurjo pada tahun
1909 mendirikan Sarekat Dagang Islamiyah di
Batavia . Pada tahun 1910, Tirtoadisuryo
mendirikan lagi organisasi semacam itu di
Buitenzorg . Demikian pula, di Surabaya H.O.S.
Tjokroaminoto mendirikan organisasi serupa
tahun 1912 . Tjokroaminoto masuk SI bersama
Hasan Ali Surati, seorang keturunan India, yang
kelak kemudian memegang keuangan surat
kabar SI, Oetusan Hindia. Tjokroaminoto
kemudian dipilih menjadi pemimpin, dan
mengubah nama SDI menjadi Sarekat Islam
(SI). Pada tahun 1912 , oleh pimpinannya yang
baru Haji Oemar Said Tjokroaminoto, nama SDI
diubah menjadi Sarekat Islam (SI). Hal ini
dilakukan agar organisasi tidak hanya bergerak
dalam bidang ekonomi, tapi juga dalam bidang
lain seperti politik. Jika ditinjau dari anggaran
dasarnya, dapat disimpulkan tujuan SI adalah
sebagai berikut:
1. Mengembangkan jiwa dagang.
2. Membantu anggota-anggota yang
mengalami kesulitan dalam bidang usaha.
3. Memajukan pengajaran dan semua usaha
yang mempercepat naiknya derajat rakyat.
4. Memperbaiki pendapat-pendapat yang keliru
mengenai agama Islam.
5. Hidup menurut perintah agama.
SI tidak membatasi keanggotaannya hanya
untuk masyarakat Jawa dan Madura saja.
Tujuan SI adalah membangun persaudaraan,
persahabatan dan tolong-menolong di antara
muslim dan mengembangkan perekonomian
rakyat. Keanggotaan SI terbuka untuk semua
lapisan masyarakat muslim. Pada waktu SI
mengajukan diri sebagai Badan Hukum, awalnya
Gubernur Jendral Idenburg menolak. Badan
Hukum hanya diberikan pada SI lokal. Walaupun
dalam anggaran dasarnya tidak terlihat adanya
unsur politik, tapi dalam kegiatannya SI
menaruh perhatian besar terhadap unsur-unsur
politik dan menentang ketidakadilan serta
penindasan yang dilakukan oleh pemerintah
kolonial. Artinya SI memiliki jumlah anggota
yang banyak sehingga menimbulkan
kekhawatiran pemerintah Belanda.
Seiring dengan perubahan waktu, akhirnya SI
pusat diberi pengakuan sebagai Badan Hukum
pada bulan Maret tahun 1916 . Setelah
pemerintah memperbolehkan berdirinya partai
politik, SI berubah menjadi partai politik dan
mengirimkan wakilnya ke Volksraad tahun 1917 ,
yaitu HOS Tjokroaminoto; sedangkan Abdoel
Moeis yang juga tergabung dalam CSI menjadi
anggota volksraad atas namanya sendiri
berdasarkan ketokohan, dan bukan mewakili
Central SI sebagaimana halnya HOS
Tjokroaminoto yang menjadi tokoh terdepan
dalam Central Sarekat Islam. Tapi
Tjokroaminoto tidak bertahan lama di lembaga
yang dibuat Pemerintah Hindia Belanda itu dan
ia keluar dari Volksraad (semacam Dewan
Rakyat), karena volksraad dipandangnya
sebagai "Boneka Belanda" yang hanya
mementingkan urusan penjajahan di Hindia ini
dan tetap mengabaikan hak-hak kaum pribumi.
HOS Tjokroaminoto ketika itu telah
menyuarakan agar bangsa Hindia (Indonesia)
diberi hak untuk mengatur urusan dirinya
sendiri, yang hal ini ditolak oleh pihak Belanda.
Potret bersama rapat Sarekat Islam di
Kaliwungu . Hadir para anggota dari
Kaliwungu, Peterongan , dan Mlaten ,
serta anggota Asosiasi Staf Kereta Api
dan Trem (VSTP) [1] Semarang.
Pada tahun 1912 , oleh pimpinannya yang baru
Haji Oemar Said Tjokroaminoto, nama SDI
diubah menjadi Sarekat Islam (SI). Hal ini
dilakukan agar organisasi tidak hanya bergerak
dalam bidang ekonomi, tapi juga dalam bidang
lain seperti politik. Jika ditinjau dari anggaran
dasarnya, dapat disimpulkan tujuan SI adalah
sebagai berikut:
1. Mengembangkan jiwa dagang.
2. Membantu anggota-anggota yang
mengalami kesulitan dalam bidang usaha.
3. Memajukan pengajaran dan semua usaha
yang mempercepat naiknya derajat rakyat.
4. Memperbaiki pendapat-pendapat yang keliru
mengenai agama Islam.
5. Hidup menurut perintah agama.
SI tidak membatasi keanggotaannya hanya
untuk masyarakat Jawa dan Madura saja.
Tujuan SI adalah membangun persaudaraan,
persahabatan dan tolong-menolong di antara
muslim dan mengembangkan perekonomian
rakyat. Keanggotaan SI terbuka untuk semua
lapisan masyarakat muslim. Pada waktu SI
mengajukan diri sebagai Badan Hukum, awalnya
Gubernur Jendral Idenburg menolak. Badan
Hukum hanya diberikan pada SI lokal. Walaupun
dalam anggaran dasarnya tidak terlihat adanya
unsur politik, tapi dalam kegiatannya SI
menaruh perhatian besar terhadap unsur-unsur
politik dan menentang ketidakadilan serta
penindasan yang dilakukan oleh pemerintah
kolonial. Artinya SI memiliki jumlah anggota
yang banyak sehingga menimbulkan
kekhawatiran pemerintah Belanda.
Seiring dengan perubahan waktu, akhirnya SI
pusat diberi pengakuan sebagai Badan Hukum
pada bulan Maret tahun 1916 . Setelah
pemerintah memperbolehkan berdirinya partai
politik, SI berubah menjadi partai politik dan
mengirimkan wakilnya ke Volksraad tahun
1917 .
Kongres pertama diadakan pada bulan Januari
1913. Dalam kongres ini Tjokroaminoto
menyatakan bahwa SI bukan merupakan
organisasi politik, dan bertujuan untuk
meningkatkan perdagangan antarbangsa
Indonesia, membantu anggotanya yang
mengalami kesulitan ekonomi serta
mengembangkan kehidupan relijius dalam
masyarakat Indonesia.
Kongres kedua diadakan pada bulan Oktober
1917 .
Kongres ketiga diadakan pada tanggal 29
September hingga 6 Oktober 1918 di Surabaya .
Dalam kongres ini Tjokroaminoto menyatakan
jika Belanda tidak melakukan reformasi sosial
berskala besar, SI akan melakukannya sendiri di
luar parlemen.
Masuknya pengaruh
komunisme
SI yang mengalami perkembangan pesat,
kemudian mulai disusupi oleh paham
sosialisme revolusioner. Paham ini disebarkan
oleh H.J.F.M Sneevliet yang mendirikan
organisasi ISDV (Indische Sociaal-
Democratische Vereeniging) pada tahun 1914.
Pada mulanya ISDV sudah mencoba
menyebarkan pengaruhnya, tetapi karena paham
yang mereka anut tidak berakar di dalam
masyarakat Indonesia melainkan diimpor dari
Eropa oleh orang Belanda, sehingga usahanya
kurang berhasil. Sehingga mereka
menggunakan taktik infiltrasi yang dikenal
sebagai "Blok di dalam", mereka berhasil
menyusup ke dalam tubuh SI oleh karena
dengan tujuan yang sama yaitu membela rakyat
kecil dan menentang kapitalisme namun dengan
cara yang berbeda.
Dengan usaha yang baik, mereka berhasil
memengaruhi tokoh-tokoh muda SI seperti
Semaoen , Darsono , Tan Malaka , dan Alimin
Prawirodirdjo . Hal ini menyebabkan SI pecah
menjadi "SI Putih" yang dipimpin oleh HOS
Tjokroaminoto dan "SI Merah" yang dipimpin
Semaoen. SI merah berlandaskan asas
sosialisme-komunisme.
Adapun faktor-faktor yang mempermudah
infiltrasi ISDV ke dalam tubuh SI antar lain:
1. Centraal Sarekat Islam (CSI) sebagai badan
koordinasi pusat memiliki kekuasaan yang
lemah. Hal ini dikarenakan tiap cabang SI
bertindak sendiri-sendiri. Pemimpin cabang
memiliki pengaruh yang kuat untuk menentukan
nasib cabangnya, dalam hal ini Semaoen adalah
ketua SI Semarang.
2. Peraturan partai pada waktu itu
memperbolehkan keanggotaan multipartai,
mengingat pada mulanya organisasi seperti
Boedi Oetomo dan SI merupakan organisasi
non-politik. Semaoen juga memimpin ISDV
(PKI) dan berhasil meningkatkan anggotanya
dari 1700 orang pada tahun 1916 menjadi
20.000 orang pada tahun 1917 di sela-sela
kesibukannya sebagai Ketua SI Semarang.
3. Akibat dari Perang Dunia I, hasil panen padi
yang jelek mengakibatkan membumbungnya
harga-harga dan menurunnya upah karyawan
perkebunan untuk mengimbangi kas pemerintah
kolonial mengakibatkan dengan mudahnya
rakyat memihak pada ISDV.
4. Akibat kemiskinan yang semakin diderita
rakyat semenjak Politik Pintu Terbuka (sistem
liberal) dilaksanakan pemerintah kolonialis sejak
tahun 1870 dan wabah pes yang melanda pada
tahun 1917 di Semarang.
SI Putih (H. Agus Salim, Abdul Muis ,
Suryopranoto , Sekarmadji Maridjan
Kartosoewirjo ) berhaluan kanan berpusat di kota
Yogyakarta . Sedangkan SI Merah (Semaoen ,
Alimin , Darsono ) berhaluan kiri berpusat di kota
Semarang. Sedangkan HOS Tjokroaminoto pada
mulanya adalah penengah di antara kedua kubu
tersebut.
Jurang antara SI Merah dan SI Putih semakin
melebar saat keluarnya pernyataan Komintern
(Partai Komunis Internasional) yang menentang
cita-cita Pan-Islamisme. Pada saat kongres SI
Maret 1921 di Yogyakarta, H. Fachruddin, Wakil
Ketua Muhammadiyah mengedarkan brosur
yang menyatakan bahwa Pan-Islamisme tidak
akan tercapai bila tetap bekerja sama dengan
komunis karena keduanya memang
bertentangan. Di samping itu Agus Salim
mengecam SI Semarang yang mendukung PKI .
Darsono membalas kecaman tersebut dengan
mengecam beleid (Belanda : kebijaksanaan)
keuangan Tjokroaminoto. SI Semarang juga
menentang pencampuran agama dan politik
dalam SI. Oleh karena itu, Tjokroaminoto lebih
condong ke SI haluan kanan (SI Putih).
Pecahnya SI terjadi setelah Semaoen dan
Darsono dikeluarkan dari organisasi. Hal ini ada
kaitannya dengan desakan Abdul Muis dan Agus
Salim pada kongres SI yang keenam 6-10
Oktober 1921 tentang perlunya disiplin partai
yang melarang keanggotaan rangkap. Anggota
SI harus memilih antara SI atau organisasi lain,
dengan tujuan agar SI bersih dari unsur-unsur
komunis. Hal ini dikhawatirkan oleh PKI
sehingga Tan Malaka meminta pengecualian
bagi PKI. Namun usaha ini tidak berhasil
karena disiplin partai diterima dengan mayoritas
suara. Saat itu anggota-anggota PSI dari
Muhammadiyah dan Persis pun turut pula
dikeluarkan, karena disiplin partai tidak
memperbolehkannya.
Keputusan mengenai disiplin partai diperkuat
lagi dalam kongres SI pada bulan Februari 1923
di Madiun. Dalam kongres Tjokroaminoto
memusatkan tentang peningkatan pendidikan
kader SI dalam memperkuat organisasi dan
pengubahan nama CSI menjadi Partai Sarekat
Islam (PSI). Pada kongres PKI bulan Maret
1923, PKI memutuskan untuk menggerakkan SI
Merah untuk menandingi SI Putih. Pada tahun
1924, SI Merah berganti nama menjadi "Sarekat
Rakyat".
Pada kongres PSI tahun 1929 menyatakan
bahwa tujuan perjuangan adalah mencapai
kemedekaan nasional. Karena tujuannya yang
jelas itulah PSI ditambah namanya dengan
Indonesia sehingga menjadi Partai Sarekat
Islam Indonesia (PSII). Pada tahun itu juga PSII
menggabungkan diri dengan Permufakatan
Perhimpunan-Perhimpunan Politik Kebangsaan
Indonesia (PPPKI).
Akibat keragaman cara pandang di antara
anggota partai, PSII pecah menjadi beberapa
partai politik, di antaranya Partai Islam
Indonesia dipimpin Sukiman, PSII Kartosuwiryo ,
PSII Abikusno, dan PSII sendiri. Perpecahan itu
melemahkan PSII dalam perjuangannya. Pada
Pemilu 1955 PSII menjadi peserta dan
mendapatkan 8 (delapan) kursi parlemen.
Kemudian pada Pemilu 1971 pada zaman Orde
Baru, PSII di bawah kepemimpinan H. Anwar
Tjokroaminoto kembali menjadi peserta
bersama sembilan partai politik lainnya dan
berhasil mendudukkan wakilnya di DPRRI
sejumlah 12 (dua belas orang).
Referensi
1. ^ VSTP: Vereeniging van Spoor- en
Tramwegpersoneel
Bacaan lanjutan
George McTurnan Kahin, Nationalism and
Revolution in Indonesia , Cornell University
Press, 1952.
Nugroho Notosusanto , Sejarah Nasional
Indonesia untuk Sekolah Lanjutan Tingkat Atas ,
1992.
Soe Hok Gie , Di Bawah Lentera Merah ,
Yayasan Bentang Budaya Yogyakarta, 1992.
Pranala luar
(Inggris) The Sarekat Islam
Baca dalam bahasa lain
Langganan:
Postingan (Atom)
sukristiawan.com:Tolak Perppu Ciptaker, Buruh Ancam Gelar Aksi Besar
Tolak Perppu Ciptaker, Buruh Ancam Gelar Aksi Besar Azhar Ferdian Senin, 02/01/2023 | 00:01 WIB Ilustrasi/Net INDOPOLITIKA.COM – Partai Bur...
-
Inilah Daftar Ribuan Nama Indonesia Di Panama Papers (Alphabetical Order) Inilah Daftar 2.961 Nama Indonesia Di “Panama Papers” (Alphabet...
-
Belajar Bareng Alie belajar menggemari belajar ...