POLITIK EKONOMI SOSIAL BUDAYA MILITER BUDAYA KESEHATAN SEJARAH OLAHRAGA BISNIS TEKNOLOGI PARIWISATA HUKUM AGAMA EDUKASI SASTRA NASIONAL INTERNASIONAL
Selasa, 13 Januari 2015
Konsultasi Umum:
Mengatasi Radang
Amandel Tanpa Operasi
Yulida Medistiara - detikhealth
Radang amandel memang mengganggu. Tidak
cuma anak-anak, orang dewasa pun bisa
mengalami keluhan ini. Saat kondisi ini terjadi,
menelan makanan jadi terasa nyeri. Alhasil
penderitanya pun kehilangan nafsu makan. Untuk
mengatasi radang amandel, bisakah dilakukan
tanpa operasi?
Dalam Konsultasi Umum detikHealth pertanyaan
seputar mengatasi radang amandel tanpa operasi
menjadi salah satu pertanyaan yang paling
populer. Misalnya yang dilontarkan Azhar, pria
lajang berusia 19 tahun. "Dokter yang
terhormat, bagaimana cara mengobati penyakit
amandel tanpa operasi?"
dr Dito Anurogo, pengasuh Konsultasi Umum
detikHealth memaparkan untuk mengobati
amandel ada dua macam cara, yaitu secara
konservatif dan operatif. Secara konservatif yakni
dengan cara menghilangkan gejala dan pemberian
obat (analgetik, antipiretik, obat kumur, antibiotik
spektrum luas sesuai indikasi).
"Strategi konservatif ini perlu disertai dengan
istirahat, diet makanan lunak, menghindari semua
yang digoreng serta sebisa mungkin tidak pedas,"
ucap dr Dito yang rajin menulis buku ini.
Sedangkan tindakan operatif, yaitu dengan cara
pengangkatan amandel (tonsilektomi) atau istilah
awamnya ialah operasi. Adapun indikasi perlu
tidaknya dioperasi, perlu dilakukan pemeriksaan
oleh dokter. Sebelum melakukan tonsilektomi
(operasi amandel), dokter akan
mempertimbangkan beberapa faktor, seperti
urgensi, tingkat keparahan, usia, biaya,
komplikasi, dan yang tak kalah penting adalah
beragam faktor penyulit yang berpotensi
menghambat atau bahkan 'mengganggu operasi'.
Faktor penyulit ini dapat disebabkan berbagai
macam penyakit atau komplikasi, seperti infeksi
leher bagian dalam, radang telinga bagian tengah
(otitis media), radang rongga hidung (sinusitis
paranasal), bahkan perluasan penyakit hingga ke
organ-organ ginjal, jantung, dan persendian.
Penyulit lainnya adalah perdarahan dan adanya
pnemonia aspirasi.
"Mencegah amandel agar tidak membengkak
dengan cara menghindari konsumsi minuman
dingin (termasuk es), gorengan atau jajanan
pasar, lebih sering mengonsumsi minuman yang
hangat, memertahankan daya tahan tubuh
(misalnya dengan berolahraga, berpola hidup
sehat dan seimbang)," saran dr Dito.
Jika terdapat kasus amandel yang kambuh
disertai rasa sakit yang bertambah, meriang,
batuk, flu dan sakit kepala, dr Dito menyarankan
seseorang yang memiliki gejala seperti itu untuk
segera memeriksakan diri ke dokter umum atau
dokter keluarga.
"Pertimbangan perlu tidaknya dioperasi, dapat
langsung ditanyakan, mengingat perlu
pemeriksaan lebih lanjut. Dengan penatalaksanaan
yang komprehensif dan paripurna, maka amandel
tentu tak lagi membandel," tutup dr Dito yang
pernah berkarya di Comprehensive Herbal
Medicine Institute (CHMI), Center for Robotic and
Intelligent Machines (CRIM), dan Brain and
Circulation Institute of Indonesia (BCII)
Quiz On Article PROGRAM
PILIHAN DETIKHEALTH 2014
Apa nama lembaga yang
secara khusus mengurusi
perlindungan anak?
Komnas HAM
Komnas Perlindungan
Anak
Komnas Saintifikasi Jamu
Kirim
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
sukristiawan.com:Tolak Perppu Ciptaker, Buruh Ancam Gelar Aksi Besar
Tolak Perppu Ciptaker, Buruh Ancam Gelar Aksi Besar Azhar Ferdian Senin, 02/01/2023 | 00:01 WIB Ilustrasi/Net INDOPOLITIKA.COM – Partai Bur...
-
Belajar Bareng Alie belajar menggemari belajar ...
-
Inilah Daftar Ribuan Nama Indonesia Di Panama Papers (Alphabetical Order) Inilah Daftar 2.961 Nama Indonesia Di “Panama Papers” (Alphabet...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar