Kabupaten Sleman
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Lambang Kabupaten Sleman ꦑꦧꦸꦥꦠꦺꦤ꧀ꦯ꧀ꦭꦺꦩꦤ꧀ Moto: Sleman SEMBADA (Sehat, Elok, Makmur dan merata, Bersih dan berbudaya, Aman dan adil, Damai dan dinamis, Agamis) |
|
Peta lokasi Kabupaten Sleman ꦑꦧꦸꦥꦠꦺꦤ꧀ꦯ꧀ꦭꦺꦩꦤ꧀ Koordinat: 107° 15' 03" dan 107° 29' 30" Bujur Timur, 7° 34' 51" dan 7° 47' 30" Lintang Selatan. |
|
Provinsi | D.I. Yogyakarta |
Dasar hukum | UU No.15 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah Kabupaten dalam Lingkungan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. |
Tanggal | 8 Agustus 1950 |
Ibu kota | Sleman |
Pemerintahan | |
- Bupati | Sri Purnomo |
- DAU | Rp. 891.589.912.000.-(2013)[1] |
Luas | 574,82 km2 |
Populasi | |
- Total | 1.093.110 jiwa |
- Kepadatan | 1.901,66 jiwa/km2 |
Demografi | |
- Kode area telepon | 0274 |
Pembagian administratif | |
- Kecamatan | 17 |
- Kelurahan | 86 |
- Situs web | www.slemankab.go.id |
Lokasi dan Batas Wilayah
Kabupaten ini berbatasan dengan Provinsi Jawa Tengah di utara dan timur, Kabupaten Gunung Kidul, Kabupaten Bantul, dan Kota Yogyakarta di selatan, serta Kabupaten Kulon Progo di barat. Pusat pemerintahan di Kecamatan Sleman, yang berada di jalur utama antara Yogyakarta - Semarang.Kondisi Geografis
Bagian utara kabupaten ini merupakan pegunungan, dengan puncaknya Gunung Merapi di perbatasan dengan Jawa Tengah, salah satu gunung berapi aktif yang paling berbahaya di Pulau Jawa. Sedangkan di bagian selatan merupakan dataran rendah yang subur. Di antara sungai-sungai besar yang melintasi kabupaten ini adalah Kali Progo (membatasi kabupaten Sleman dengan Kabupaten Kulon Progo), kali Code, kali Kuning, kali Opak dan Kali Tapus.Dengan Pendapatan Asli Daerah Rp. 52.978.731.000,- (2005) Kabupaten Sleman merupakan kabupaten terkaya di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Sejarah
Keberadaan Kabupaten Sleman dapat dilacak pada Rijksblad no. 11 Tahun 1916 tanggal 15 Mei 1916 yang membagi wilayah Kasultanan Yogyakarta dalam 3 Kabupaten, yakni Kalasan, Bantul, dan Sulaiman (yang kemudian disebut Sleman), dengan seorang bupati sebagai kepala wilayahnya. Dalam Rijksblad tersebut juga disebutkan bahwa kabupaten Sulaiman terdiri dari 4 distrik yakni : Distrik Mlati (terdiri 5 onderdistrik dan 46 kalurahan), Distrik Klegoeng (terdiri 6 onderdistrik dan 52 kalurahan), Distrik Joemeneng (terdiri 6 onderdistrik dan 58 kalurahan), Distrik Godean (terdiri 8 onderdistrik dan 55 kalurahan). Berdasarkan Perda no.12 Tahun 1998, tanggal 15 Mei tahun 1916 akhirnya ditetapkan sebagai hari jadi Kabupaten Sleman. Menurut Almanak, hari tersebut tepat pada Hari Senin Kliwon, Tanggal 12 Rejeb Tahun Je 1846 Wuku Wayang.Berdasar pada perhitungan tahun Masehi, Hari Jadi Kabupaten Sleman ditandai dengan surya sengkala "Rasa Manunggal Hanggatra Negara" yang memiliki sifat bilangan Rasa= 6, Manunggal=1, Hanggatra=9, Negara=1, sehingga terbaca tahun 1916. Sengkalan tersebut, walaupun melambangkan tahun, memiliki makna yang jelas bagi masyarakat Jawa, yakni dengan rasa persatuan membentuk negara. Sedangkan dari perhitungan tahun Jawa diperoleh candra sengkala "Anggana Catur Salira Tunggal". Anggana=6, Catur=4, Salira=8, Tunggal=1. Dengan demikian dari candra sengkala tersebut terbaca tahun 1846.
Beberapa tahun kemudian Kabupaten Sleman sempat diturunkan statusnya menjadi distrik di bawah wilayah Kabupaten Yogyakarta. Dan baru pada tanggal 8 April 1945, Sri Sultan Hamengkubuwono IX melakukan penataan kembali wilayah Kasultanan Yogyakarta melalui Jogjakarta Koorei angka 2 (dua). Penataan ini menempatkan Sleman pada status semula, sebagai wilayah Kabupaten dengan Kanjeng Raden T umenggung Pringgodiningrat sebagai bupati. Pada masa itu, wilayah Sleman membawahi 17 Kapenewon/Kecamatan (Son) yang terdiri dari 258 Kalurahan (Ku). Ibu kota kabupaten berada di wilayah utara, yang saat ini dikenal sebagai desa Triharjo. Melalui Maklumat Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 5 tahun 1948 tentang perubahan daerah-daerah Kelurahan, maka 258 Kelurahan di Kabupaten Sleman saling menggabungkan diri hingga menjadi 86 kelurahan/desa. Kelurahan/Desa tersebut membawahi 1.212 padukuhan.
Pusaka dan Identitas Daerah
- Kyai Turunsih
Tombak Kyai Turunsih memiliki dhapur (pangkal) cekel beluluk Ngayogyakarta dan pamor beras wutah (wos wutah) wengkon. Pamor pusaka itu sesuai kondisi Sleman sebagai gudang berasnya Daerah Istimewa Yogyakarta. Tombak tersebut memiliki panjang sepanjang kurang lebih 270 cm dan pangkal sepanjang 49 cm.
Menurut Sri Sultan Hamengku Buwono X, Tombak Kyai Turunsih mengisyaratkan laku ambeg paramarta, dijiwai olah rasa kasih sayang, yang mencakup wilayah se Kabupaten Sleman sebagaimana sebuah keluarga besar yang harmonis, mulat sarira sesuai hari jadinya 'Anggana Catur Sarira Tunggal' yang terbaca tahun 1846 Jawa. Candra Sengkala tersebut mengemukakan sikap kearifan tradisional di empat penjuru yang manunggal pada jiwa kesatuan, yang menjadi unsur kasepuhannya.
- Salak Pondoh
Tanaman ini dipilih menjadi flora identitas Kabupaten Sleman karena merupakan jenis tanaman Salak khas di wilayah Sleman dan telah menjadi kebanggaan masyarakat Sleman. Awalnya, Partodiredjo, seorang Jogoboyo desa pada Kapanewon Tempel, pada tahun 1917 menerima kenang-kenangan empat butir biji salak dari seorang warga negara Belanda yang akan kembali ke negerinya karena masa tugasnya telah berakhir. Biji Salak yang kemudian ditanam dan dibudidayakannya dengan baik ternyata menghasilkan buah yang manis dan tidak sepat, tidak seperti buah Salak yang selama itu dikenalnya. Pada tahun 1948-an tanaman Salak tersebut kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh Muhadiwinarto (putra Partodiredjo) warga Sokobinangun, Merdikorejo, Tempel. Karena kelebihannya dalam hal rasa, tanaman salak tersebut cepat berkembang pesat penyebarannya.
- Burung Punglor
Di wilayah Sleman, burung yang bersuara merdu ini berhabitat kebun Salak Pondoh. Dengan makanan utama cacing tanah dan kumbang (uret), Punglor merupakan predator bagi hama tanaman Salak Pondoh.
Tempat wisata
- Candi Prambanan
- Candi Ratu Boko
- Kaliurang
- Monumen Yogya Kembali
- Museum Affandi
- Museum Dapur Tradisional
- Museum Gunung Merapi
- Museum Ullen Sentalu
- Stadion Maguwoharjo
Kecamatan
- Berbah
- Cangkringan
- Depok
- Gamping
- Godean
- Kalasan
- Minggir
- Mlati
- Moyudan
- Ngaglik
- Ngemplak
- Pakem
- Prambanan
- Seyegan
- Sleman
- Tempel
- Turi
Bupati
- KRT. Pringgodiningrat (1945-1947)
- KRT. Projodiningrat (1947-1950)
- KRT. Dipodiningrat (1950-1955)
- KRT. Prawirodiningrat (1955-1959)
- KRT. Murdodiningrat (1959-1974)
- KRT. Tedjo Hadiningrat (1974 / 3 Bulan)
- Drs. KRT. H. Prodjosuyoto Hadiningrat (1974-1985)
- Drs. Samirin (1985-1990)
- H. Arifin Ilyas (1990-2000)
- Drs. Ibnu Subiyanto, Akt. (2000-2009)
- Drs. H. Sri Purnomo, M.Si. (2009-2010/Plt Bupati)
- Drs. H. Sri Purnomo, M.Si. (2010-2015)
Perwakilan
DPRD Kabupaten Sleman 2014 - 2019 | |
---|---|
Partai | Kursi |
PDI-Perjuangan | 12 |
Partai Gerindra | 7 |
Partai Keadilan Sejahtera | 6 |
Partai Amanat Nasional | 6 |
Partai NasDem | 5 |
Partai Kebangkitan Bangsa | 5 |
Partai Golkar | 4 |
Partai Persatuan Pembangunan | 4 |
Partai Demokrat | 1 |
Total | 50 |
Lihat pula
Pranala luar
Tokoh Terkenal
- Seto Nurdiantoro, Pesepak Bola Nasional
- Mbah Maridjan, Juru Kunci Merapi
- Mubyarto, Ekonom Indonesia
- Leo Sukoto, Uskup Agung
- Doni Tata Pradita, Pebalap Indonesia
- Muchdi Purwoprandjono, Komandan Jendral Kopassus
- Wifqi Windarto, Pebulu Tangkis Nasional
- Wahidin Soedirohoesodo, Pahlawan Nasional Indonesia
- M. Arief Budiman, Ilmuwan
- Sayuti Melik, Pengetik Naskah Proklamasi Kemerdekaan RI
- *CensureBlock*, Musisi, Personil Sheila On 7
- Akhdiyat Duta Modjo, Musisi, Personil Sheila On 7
- Affandi, Maestro Seni Lukis Indonesia
Pendidikan Tinggi
- UGM - Universitas Gajah Mada
- UNY - Universitas Negeri Yogyakarta
- UIN - Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
- UPN - Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta
- UII - Universitas Islam Indonesia
- USD - Universitas Sanata Dharma
- Unprok - Universitas Proklamasi
Referensi
- ^ "Perpres No. 10 Tahun 2013". 2013-02-04. Diakses 2013-02-15.
- ^ 50 Anggota DPRD Sleman Dilantik
|
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar