Megawati Soekarnoputri
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Megawati Soekarnoputri | |
---|---|
Presiden Indonesia ke-5 | |
Masa jabatan 23 Juli 2001 – 20 Oktober 2004 |
|
Wakil Presiden | Hamzah Haz (2004) |
Didahului oleh | Abdurrahman Wahid |
Digantikan oleh | Susilo Bambang Yudhoyono |
Wakil Presiden Indonesia ke-8 | |
Masa jabatan 20 Oktober 1999 – 23 Juli 2001 |
|
Presiden | Abdurrahman Wahid |
Didahului oleh | BJ Habibie |
Digantikan oleh | Hamzah Haz |
Ketua Umum PDI Perjuangan (PDI-P) | |
Petahana | |
Mulai menjabat 1999 |
|
Didahului oleh | Tidak ada |
Informasi pribadi | |
Lahir | Dyah Permata Megawati Setyawati Sukarnoputri 23 Januari 1947 Yogyakarta, Indonesia |
Kebangsaan | Indonesia |
Partai politik | PDI Perjuangan (PDI-P) |
Suami/istri | - Letnan Satu (Penerbang) Surindro Supjarso (1968-1971; alm.) - Hassan Gamal Ahmad Hasan (dibatalkan oleh PTA - Jakarta) - Moh. Taufiq Kiemas (1973-2013; alm.) |
Anak | - Mohammad Rizki Pratama dan Mohammad Prananda (dari Surindro Supjarso) - Puan Maharani (dari Taufiq Kiemas) |
Agama | Islam |
Tanda tangan |
Ia menjadi presiden setelah MPR mengadakan Sidang Istimewa MPR pada tahun 2001. Sidang Istimewa MPR ini diadakan dalam menanggapi langkah Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang membekukan lembaga MPR/DPR dan Partai Golkar. Ia dilantik pada 23 Juli 2001. Sebelumnya dari tahun 1999–2001, ia menjabat Wakil Presiden pada pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
Megawati juga merupakan ketua umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) sejak memisahkan diri dari Partai Demokrasi Indonesia pada tahun 1999.
Daftar isi
Kehidupan Awal
Megawati Soekarnoputri adalah anak kedua Presiden Soekarno yang telah memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945. Ibunda Megawati, Fatmawati[1], adalah seorang gadis kelahiran Bengkulu di mana Soekarno dahulu pernah diasingkan pada masa penjajahan Belanda. Ia dilahirkan pada masa Agresi Militer Belanda. Pada waktu Soekarno diasingkan ke pulau Bangka, Fatmawati melahirkan seorang bayi yang dinamai Megawati Soekarno Putri, pada tanggal 23 Januari 1947 di kampung Ledok Ratmakan, tepi barat Kali Code[2]. Setelah kemerdekaan Indonesia, Megawati lalu dibesarkan dalam suasana kemewahan di Istana Merdeka.Dia pernah menuntut ilmu di Universitas Padjadjaran di Bandung (tidak sampai lulus) dalam bidang pertanian, selain juga pernah mengenyam pendidikan di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (juga tidak sampai lulus).
Perjalanan rumah tangga
Karier politik Megawati Soekarnoputri yang penuh lika-liku dan warna seakan searah dengan garis kisah kehidupan perjalanan bahtera rumah tangganya yang pernah mengalami kegagalan[3].Suami pertamanya adalah Letnan Satu (Penerbang) Surindro Supjarso[4], seorang pilot pesawat AURI dan perwira pertama di Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI-AU) Republik Indonesia. Surindro sosoknya tinggi jangkung, berwajah ganteng dengan model rambutnya berjambul, di kalangan rekan-rekannya ia kerap dipanggil dengan "Pacul". Surindro adalah sahabat karib Guntur Soekarnoputra, kakak Megawati. Konon kabarnya, Gunturlah yang menjodohkan Mega dengan Surindro. Mereka menikah pada hari Sabtu, tanggal 1 Juni 1968 bertempat di Jalan Sriwijaya Nomor 7, Kebayoran Baru, Jakarta[5][6]. Setelah itu, Megawati lalu mengikuti suaminya, Surindro, tinggal di Madiun, Jawa Timur. Di sana ia menjadi ibu rumah tangga dan mengurus anak pertamanya, Mohammad Rizki Pratama. Ketika Mega sedang mengandung anak keduanya (Mohammad Prananda), Surindro mengalami kecelakaan pesawat yang merenggut nyawanya. Pesawat Skyvan T-701 yang dikendalikannya terempas di laut sekitar perairan pulau Biak, Irian Jaya, pada tanggal 22 Januari 1970. "Letnan Satu (Penerbang)" itu, beserta tujuh orang awak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar